Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Profesor Cemas Infeksi di Inggris Sebenarnya Lebih Tinggi dari yang Diperkirakan karena...

Banyak Profesor Cemas Infeksi di Inggris Sebenarnya Lebih Tinggi dari yang Diperkirakan karena... Orang-orang duduk di kereta bawah tanah di London, karena masker wajah dan aturan jarak sosial dilonggarkan bersama dengan batasan jumlah orang yang menghadiri pertunjukan teater atau acara besar. | Kredit Foto: AP Photo/Alberto Pezzali
Warta Ekonomi, London -

Masyarakat Inggris tengah menikmati libur musim panas di tengah berakhirnya pembatasan terkait kasus COVID-19. Tetapi para ilmuwan memperingatkan masyarakat untuk tidak berpuas diri, dengan mengatakan tingkat infeksi yang tinggi di masyarakat kemungkinan akan menyebabkan lonjakan lain dalam kasus musim gugur ini.

Meskipun ada lonjakan awal musim panas dalam infeksi COVID-19, pemerintah pada 19 Juli menghapus sebagian besar pembatasan yang tersisa pada interaksi sosial dan bisnis.

Baca Juga: Para Ilmuwan Bicara Kasus Corona Inggris Bisa Melonjak Sewaktu-waktu Jika Hal Ini...

Perdana Menteri Boris Johnson menyebut momen itu sebagai “Hari Kebebasan,” dengan mengatakan bahwa program vaksinasi Inggris yang berhasil berarti orang-orang jauh lebih kecil kemungkinannya untuk sakit parah atau meninggal karena COVID-19.

Profesor Julian Tang, seorang ahli penyakit pernapasan di University of Leicester, khawatir tingkat infeksi di masyarakat sebenarnya lebih tinggi dari yang diperkirakan.

"Faktor manusia", seperti penurunan tes sekarang karena sekolah diliburkan dan orang-orang yang menghindari tes karena mereka tidak ingin melewatkan liburan musim panas mereka, dapat berarti bahwa infeksi baru sedang dihitung dan akan meningkat dengan cepat pada bulan September.

Dia pikir bagian dari masalahnya adalah berkurangnya penekanan pemerintah pada langkah-langkah jarak sosial sejak berakhirnya penguncian.

“Virus tidak akan hilang kecuali Anda memvaksinasi semua orang, termasuk anak-anak,” kata Tang, dikutip laman Associated Press, Jumat (13/8/2021).

“Jadi saya pikir ada terlalu banyak pesan optimis, terlalu percaya diri, dan orang-orang salah paham bahwa Anda bisa keluar dan melakukan segalanya — jangan pakai topeng, pergi dan nikmati barbekyu, bersenang-senang di dalam ruangan. Tetapi kemudian ketika Anda ingin menarik diri dari itu, orang-orang tidak ingin melakukannya karena mereka memiliki rasa kebebasan dan mereka tidak mempercayai Anda lagi,” ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: