Saat Taliban Kembali Berkuasa tapi Sama Sekali Bukan Kejutan, Pakar Mulai Buka-bukaan
Kembalinya Taliban tidak mengejutkan
Taliban bukan organisasi teror transnasional seperti Al Qaeda atau ISIS. Mereka berusaha untuk memerintah di Afghanistan.
Namun mereka memisahkan diri dari kelompok nasionalis Pashtun sekuler lainnya.
Taliban bersekutu dengan kelompok-kelompok Islamis global lainnya yang berusaha untuk mendirikan kesatuan kolektif umat Islam yang terikat oleh iman bukan oleh bendera nasional.
Dikhawatirkan kembalinya kekuatan Taliban akan kembali memberikan perlindungan kepada kelompok lain termasuk Al Qaeda dan ISIS.
Tidak ada hal yang mengejutkan dalam kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan sekarang.
Kepergian pasukan asing selalu menjadi pintu terbuka. Pemerintah dan militer Afganistan, meski pun telah mendapatkan pelatihan dan dana puluhan miliar dolar – hanya menjadi hambatan kecil bagi Taliban.
Taliban telah bertahan, membangun kembali kekuatan, tetap eksis meski tokoh-tokoh utamanya terbunuh.
Mereka mempertahankan basis di Pakistan dan mendapatkan dukungan dari dalam militer dan intelijen Pakistan - meski pun hal ini dibantah.
Lalu apa batas antara "Taliban yang baik" dan "Taliban yang buruk" sekarang?
Yang kita saksikan hanyalah pasukan bersenjata Taliban dan bergerak cepat ke ibukota Afghanistan, Kabul. Ini telah memicu setengah juta orang untuk mengungsi.
Mereka sedang menuju perbatasan dengan negara lain. Sebagian besar perbatasan itu sekarang berada di bawah kekuasaan Taliban.
Bahkan wilayah utara — yang secara tradisional merupakan daerah perlawanan anti-Taliban — telah jatuh dengan cepat.
Dua puluh tahun Koalisi Barat berperang di Afghanistan, hanya untuk menyaksikan kembalinya Pemerintahan Taliban sekarang.
Seperti pepatah yang mereka katakan: "Anda punya jam arloji, kami punya waktu".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: