Pun, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan efektifitas sembako untuk mendongkrak elektabilitas lebih bagus ketimbang baliho. Menurut dia, beberapa figur yang terapkan cara ini dengan merujuk hasil lembaga survei masih memperoleh elektabilitas rendah.
"Efektif, pas dan langsung ke rakyat. Baliho di tengah pandemi tak penting. Rakyat butuh makan, jangan dikasih baliho," ujar Ujang.
Ujang menambahkan pendekatan dengan bagi-bagi sembako tak masalah selama menggunakan uang pribadi. Sebab, ini membantu rakyat yang terdampak pandemi COVID-19.
"Setop, rem baliho, tapi bantu rakyat dengan aksi nyata seperti memberi sembako, dan lainnya," sebut Ujang.
Salah satu momen bagi bingkisan sembako seperti dilakukan kader PKB ke petugas makam di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. Paket sembako itu dari Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Ada 150 paket tas sembako warna hijau-putih bergambar Muhaimin atau Cak Imin. Saat pembagian, Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid mewakili Cak Imin.
“Kami terketuk melihat kerja keras bapak-bapak sekalian. Selama ini bapak-bapak inilah yang ada di depan melayani jenazah yang terkena COVID-19 dengan layak," kata Hasanuddin.
Kemudian, Ketum Golkar Airlangga Hartarto saat menyalurkan bantuan ke warga Solo terdampak pandemi terutama yang sedang menjalani isolasi mandiri. Bantuan itu berupa 10 ribu paket sembako, telur ayam 500 kg, hingga 10 ribu masker. Penyaluran bantuan juga diserahkan ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Kami juga memberikan bantuan berupa konsentrator oksigen ada 100 unit, paket sembako ada 10.000 paket, telur ayam 500 kg, daging ayam beku 500 kg, dan 10.000 masker," ujar Airlangga di Solo, Sabtu, 14 Agustus 2021.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: