Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elektabilitas Meningkat Drastis, PSI, Partai Ummat hingga Gelora Mengancam Partai Lawas!

Elektabilitas Meningkat Drastis, PSI, Partai Ummat hingga Gelora Mengancam Partai Lawas! Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie berpidato saat kampanye dalam #Festival11 Yogyakarta di Jogja Expo Centre (JEC), Bantul, DI Yogyakarta, Senin (11/2/2019). Dalam acara yang dihadiri ribuan kader dan simpatisan PSI dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta itu Grace Natalie membicarakan masalah solidaritas dan anti korupsi di Indonesia. | Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah partai baru dengan peningkatan elektabilitas cukup signifikan seperti PSI, Partai Ummat dengan elektabilitas 1,5 persen dan Gelora 1,0 persen. Hal tersebut mulai mewarnai perpolitikan nasional.

Dari sumber yang sama pula, PDIP memiliki elektabilitas tertinggi dari partai lainnya dengan perolehan 15,8 persen, disusul Gerindra di posisi kedua 13,5 persen.

Sementara, partai yang didirikan mantan presiden SBY, yakni Demokrat merangsek ketiga besar dengan perolehan elektabilitas 11,2 persen.

Baca Juga: 7 Ketum Parpol Ketemu Jokowi, Doa Demokrat: Semoga Bukan Mau Otak-atik Konstitusi

Menurut Achmad, kenaikan signifikan elektabilitas Demokrat menjadi ancaman bagi dua partai utama koalisi pemerintah: PDIP dan Gerindra.

"Demokrat berhasil menyalip Golkar yang biasanya berada pada posisi ketiga. Elektabilitas Golkar relatif stabil sebesar 8,8 persen," katanya.

Ia berpendapat bahwa partai berlambang mercy tersebut kini menjadi simbol oposisi. Setiap kritik terhadap kinerja pemerintah, cenderung menguntungkan bagi kenaikan elektabilitas Partai Demokrat.

Tidak hanya PDIP, Gerindra, Demokrat, dan Golkar, Voxpopuli Research Center juga menampilkan perolehan partai-partai lain, yakni PKB 6,1 persen, PKS 4,9 persen, NasDem 3,7 persen, dan PPP 2,0 persen.

"Partai Ummat dan Gelora merangsek naik dan menjepit posisi PAN 1,3 persen," kata dia, dikutip dari Antara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: