Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Krisis Pengungsi Afghanistan akan Menjadi Jauh Lebih Buruk Jika Amerika dan Kawan-kawannya...

Krisis Pengungsi Afghanistan akan Menjadi Jauh Lebih Buruk Jika Amerika dan Kawan-kawannya... Kredit Foto: Reuters TV
Warta Ekonomi, Washington -

Puluhan ribu pengungsi Afghanistan akan segera perlu menemukan rumah baru, tetapi banyak negara menutup pintu mereka terlebih dahulu.

Amerika Serikat memimpin apa yang Gedung Putih sebut sebagai salah satu pengangkutan udara terbesar dalam sejarah ketika warga Afghanistan melarikan diri dari pemerintahan Taliban. Eksodus itu akan segera menjadi krisis kemanusiaan yang melibatkan AS, Eropa dan sebagian Asia dan Timur Tengah.

Baca Juga: Miris! Ratusan Keluarga Pengungsi Mencari Makanan dan Tempat Tinggal di Kabul

AS sedang bersiap untuk membawa 50.000 pengungsi Afghanistan pada tahun depan, Bob Kitchen, wakil presiden darurat dan aksi kemanusiaan di Komite Penyelamatan Internasional (IRC), mengatakan kepada Axios.

Itu lebih dari jumlah total pengungsi tahunan yang telah dimukimkan kembali oleh AS dari seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir.

IRC adalah salah satu agen pemukiman kembali terbesar di AS dan biasanya menangani 25% dari kedatangan pengungsi, kata Kitchen.

"Saat ini kami sedang menyiapkan staf dan bersiap untuk menangani 25% dari 50.000 pendatang baru," katanya.

Beberapa negara Eropa juga menerbangkan warga Afghanistan ke luar negeri. Tapi sudah ada kekhawatiran di UE tentang gelombang migrasi besar lainnya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Eropa harus "melindungi dirinya sendiri" dari masuknya migran Afghanistan.

Yunani telah menyelesaikan pagar perbatasan dengan Turki, dalam upaya untuk mencegah migran Afghanistan.

Turki, yang menampung jutaan pengungsi Suriah, juga telah meningkatkan keamanan perbatasannya sendiri dengan tembok, parit, dan kawat berduri setelah jatuhnya Kabul ke tangan Taliban.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: