Khan ditunjuk sebagai emir pertama untuk ISIS-K. Mantan komandan Taliban Abdul Rauf Khadim sebagai wakilnya, semakin memfasilitasi pertumbuhan kelompok tersebut
Dalam tiga tahun pertama, ISIS-K melancarkan serangan terhadap kelompok minoritas, area publik dan institusi, dan target pemerintah di kota-kota besar di Afghanistan dan Pakistan. Namun Khan terbunuh oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) di provinsi Nangarhar, Afghanistan, pada 26 Juli 2016.
Baca Juga: Mengapa ISIS-K Memusuhi Taliban Afghanistan? Ini Jawabannya...
Mereka memanfaatkan jaringan rekrutmen yang telah lama ada di Afghanistan dan Pakistan. Menurut Pusat Pemberantasan Terorisme di West Point, pada 2017, beberapa anggota Lashkar-e-Taiba, Jamaat-ud-Dawa, Jaringan Haqqani, dan Gerakan Islam Uzbekistan (IMU) juga membelot ke ISIS-K.
Setelah kematian Khan, IS-K memiliki tiga amir berikutnya, semuanya juga telah dieliminasi oleh AS dalam serangan yang ditargetkan: Abdul Hasib terbunuh pada April 2017; Abu Sayed terbunuh pada 11 Juli 2017; dan yang terbaru, Abu Saad Orakzai terbunuh pada 25 Agustus 2018.
Sementara itu, pada 2017, militer AS memperkirakan telah membunuh 75% pejuang ISIS-K, termasuk beberapa pemimpin puncaknya. CSIS menghitung hampir 100 serangan oleh kelompok itu di Afghanistan dan Pakistan pada 2018, dan ratusan bentrokan dengan pasukan AS, Afghanistan, atau Pakistan.
Pemantau sanksi PBB percaya bahwa afiliasi tersebut memiliki sekitar 2.000 pejuang di Afghanistan timur dan utara tetapi juga mencatat bahwa kelompok itu harus "desentralisasi" setelah kehilangan wilayah yang signifikan.
Namun menurut Congressional Research Service, kelompok tersebut telah mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan tingkat tinggi, termasuk pengeboman Mei terhadap sebuah sekolah perempuan di Kabul.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto