Taliban Segera Gandeng China, Umat Muslim Uighur di Afghanistan Ketar-Ketir
Terdapat sejumlah upaya sedang dilakukan kelompok non-pemerintah untuk mengevakuasi Uighur. Namun mereka menghadapi hambatan yang sama seperti kelompok lain.
Abdulaziz Naseri, pengungsi Uighur yang tinggal di Turki, berkata bahwa dia sudah membuat daftar nama orang Uighur di Afganistan.
Daftar itu, kata dia, sudah diserahkan kepada pejabat pemerintah di AS, Inggris, dan Turki.
"Kami melakukan yang terbaik untuk mengeluarkan mereka," kata Naseri.
Tapi di Mazar-i-Sharif, yang berjarak ratusan kilometer dari Kabul, segalanya tampak mustahil.
Dalam skenario evakuasi yang tidak mungkin dilakukan, sebuah keluarga Uighur ditawari tiket pesawat untuk keluar dari Afganistan.
Namun mereka harus terlebih dulu menempuh perjalanan dua hari dengan mobil menuju Kabul. Artinya mereka harus melalui pos pemeriksaan Taliban. Masalahnya, mereka takut menunjukkan identitas kepada pasukan Taliban.
"Sebagai seorang Muslim, tidak memiliki harapan adalah pola pikir iblis," kata seorang laki-laki Uighur di Mazar-i-Sharif.
"Namun sejak saya lahir di Afghanistan, yang saya ingat hanyalah perang. Empat puluh tahun penuh peperangan, satu demi satu terjadi," ujarnya.
"Saya tidak lagi mengkhawatirkan diri saya sendiri, tapi anak-anak saya, terutama putri-putri saya. Saya berharap mereka bisa menempuh pendidikan dan menjadi dokter."
Tak satu pun anggota keluarganya pernah menginjakkan kaki di China. Mereka hanya membaca tentang kamp-kamp penahanan dan dugaan pelanggaran di Xinjiang.
Laki-laki itu mencemaskan kehidupan di bawah Taliban karena dia mengingatnya.
"Tapi kami lebih takut kepada China karena kami tidak bisa membayangkan situasinya," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: