Manajemen PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (HSJI) melihat peluang untuk memompa kinerja pada tahun ini. Emiten berkode saham SHID itu pun membidik perutmbuhan pendapatan sebesar 51% tahun ini.
Sepanjang tahun lalu SHID mencetak pendapatan Rp58,85 miliar. Dibandingkan realisasi pendapatan tahun 2019, angka tersebut turun 62,24%.
Baca Juga: Pendapatan Anjlok, Keuntungan First Media Justru Melonjak Drastis 300% Lebih!
“Performa perseroan perlahan pulih selama semester pertama 2021. Kami pun optimis mampu bangkit dan akan segera beradaptasi dengan berbagai situasi dan tantangan baru sekaligus membangun ketangguhan bisnis melalui berbagai inovasi,” kata Wakil Presiden Direktur HSJI Ratri S. Wakeling dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Meski begitu, SHID mengakui pandemi masih menghantui bisnis emiten ini.Karena itu ada beberapa strategi yang disiapkan emiten ini untuk mencapai target. Pertama, optimalisasi pendapatan. Hal ini dilakukan melalui perluasan varian produk dan jasa di luar kamar, makanan dan minuman, pemanfaatan ruang di seluruh aset, kegiatan dan acara di ruang terbuka, serta berkolaborasi dengan pihak ketiga untuk formulasi produk dan jasa baru.
Kedua, digitalisasi dengan meningkatkan layanan perhotelan low contact yang dinilai memberikan kenyamanan dan kebersihan para tamu serta penggunaan aplikasi e-Concierge untuk meningkatkan pengalaman kostumer selama masa penginapan.
Ketiga, peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan melalui langkah renovasi, implementasi rencana pembaruan dan perbaikan properti, standardisasi desain dan interior, serta digitalisasi proses pemantauan aset.
Keempat memulai langkah menuju zero net carbon dengan meningkatkan kontrol dan pemantauan konsumsi sumber daya, aktif mendorong operasi low carbon, melakukan transisi ke energi rendah emisi, serta menjelajahi offset bersertifikat.
"Perusahaan memperluas metrik utama dengan mencari solusi lain untuk mengoptimalkan utilitas dan menyesuaikan perkembangan permintaan pasar,"tambahnya.
Perusahaan pun menargetkan okupansi kamar yang cukup signifikan. Pada penutupan tahun ini, Sahid menargetkan tingkat okupansi bisa mencapai 41%. Tahun lalu, tingkat okupansi hotel hanya sebesar 20% dengan harga rerata kamar senilai Rp608.000.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: