Waspada! Terlambat Periksa Hambat Penanganan dan Pengobatan Kanker pada Anak
Penanganan kanker anak di Indonesia masih memiliki tantangan besar. Salah satunya adalah keterlambatan pemeriksaan, yang berujung pada terlambatnya pula pengobatan.
Kepala Bagian Anak RS Kanker Dharmais dr. Haridini Intan,Sp.A(K) mengatakan permasalahan yang dihadapi dalam penanganan kasus kanker pada anak adalah masalah diagnostik.
"Keterbatasan pemeriksaan sehingga menghambat penanganan dan pengobatan," kata Haridini dalam sebuah webinar.
Baca Juga: Waduh... Mayoritas Penderita Kanker Prostat tak Sadar Ada Gejala
Menurut data WHO, sekitar 400.000 anak dan remaja setiap tahun terdiagnosis menderita kanker. Sedangkan di Indonesia, tercatat 11.000 anak setiap tahun terdiagnosis kanker.
Jenis kanker yang sering terjadi pada anak, kata Haridini antara lain leukemia, lymphoma dan tumor syaraf pusat.
Dikatakannya, di negara maju, 80 persen anak dengan kanker dapat bertahan hidup. Namun di negara miskin dan negara berpendapatan menengah, hanya 20 persen anak dengan kanker yang mampu bertahan hidup.
Baca Juga: Makanan Tinggi Lemak dan Kolesterol Meningkatkan Risiko Kanker Prostat
Haridini mencontohkan kesintasan lima tahun leukimia limfoblastik akut di Jerman bisa sampai 92 persen.
"Sementara (kesintasan lima tahun leukimia limfoblastik akut) di Indonesia masih sekitar 44 persen. Ini adalah permasalahan kita bersama," tuturnya.
Menurut Haridini, saat ini dibutuhkan sistem pencatatan data (registry kanker anak) yang baik untuk mengetahui besaran masalah dengan lebih baik sebagai dasar pembuatan kebijakan pemerintah.
Baca Juga: Jangan Abai! Mengalami Memar di Kaki, Gadis 4 Tahun Ini Ternyata Mengidap Leukemia
Karena itu, dibutuhkan pendanaan yang memadai dalam pendidikan, penelitian dan pengembangan teknologi diagnosis dan tata laksana kanker pada anak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto