Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPCC Report 2020: Alarm! Kenaikan Suhu Bumi Capai 1,2 Derajat Celcius

IPCC Report 2020: Alarm! Kenaikan Suhu Bumi Capai 1,2 Derajat Celcius Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koordinator Riset Institute for Essential Service Reform (IESR) Pamela Simamora mengingatkan kepada seluruh pemerintahan di dunia, khususnya Pemerintah Indonesia agar mulai memikirkan secara serius tentang terjadinya perubahan iklim saat ini.

"IPCC Report ini sangat penting yang menjadi acuan mengenai situasi iklim, saat ini sudah mengalami kenaikan suhu 1,2 derajat celcius di tahun 2020," ujarnya dalam Sesi II tentang Lanskap Transisi Energi Global dalam Transisi Energi Pelatihan Virtual Jurnalis 2021, Kamis (9/9/2021).

Baca Juga: Energi Tenaga Surya dan Tenaga Angin Bagian dari EBT, Kenali Dulu Karakternya

Kenaikan sebesar 1,2 derajat celcius pada 2020 tersebut menurut Pamela sudah mendekati batas 1,5 derajat celcius sebagai batasan akhir suhu bumi. Kenaikan tersebut menyebabkan bumi dalam kondisi mengkhawatirkan. Karena itu, ia meminta agar seluruh pemerintah daerah agar terus mengingkatkan perhatiannya dengan menahan kenaikan suhu dunia.

"Kalau kita tidak melakuakn perubahan yang signifikan, kenaikan suhu bumi bisa melebihi 3,9 derajat celcius berdasarkan analisis," paparnya.

Bagi Pamela, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Report merupakan laporan yang berintegritas sebagai pengingat manusia berkontribusi besar menaikkan suhu bumi. Caranya, menjelaskan dengan dan tanpa aktivitas manusia yang dihubungkan dengan kenaikan suhu bumi yang disimulasikan oleh sebanyak 14 ribu ilmuwan dunia.

"Tidak bisa dimungkiri, manusia paling bertanggung jawab atas pemanasan suhu bumi," jelasnya.

Bukan tanpa alasan, Pamela menyebut 1,5 derajat celcius suhu bumi akan memberikan ancaman. Berdasarkan data Climate Transparency pada 2020, hal itu akan menyebabkan potensi bahaya seperti bencana kekeringan hingga penurunan produksi pertanian.

Risiko perubahan iklim tersebut dinilainya sangat membahayakan. Salah satunya di Indonesia, pada kurun waktu 1999-2018 setidaknya sudah sebanyak 257 warga mengalami kematian yang berhubungan dengan perubahan iklim. Termasuk terjadinya penurunan sebesar 0,06 unit per GDP.

"Bisa dibayangkan Indonesia tidak melakukan aksi iklim yang ambisius," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: