Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Energi Tenaga Surya dan Tenaga Angin Bagian dari EBT, Kenali Dulu Karakternya

Energi Tenaga Surya dan Tenaga Angin Bagian dari EBT, Kenali Dulu Karakternya Kredit Foto: SUNterra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Project Manager South East Asia Agora Energiewen, Supawan Saelim, memprediksikan kapasitas pemasangan energi tenaga surya dan tenaga angin akan terus meningkat guna mendorong terpenuhinya energi baru terbarukan (EBT).

Pemanfaatan tenaga surya dan tenaga angin menjadi energi listrik akan mengubah karakter energi yang dihasilkan. Jika dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil, tenaga surya dan tenaga angin memiliki ketersediaan energi yang melimpah dan tidak terbatas. Terlebih pada waktu pagi hingga sore hari.

Baca Juga: Media Perlu Dorong Kesadaran Pentingnya Transisi Energi di Indonesia

"Itulah kenapa di malam hari ada kebutuhan sumber energi lain untuk masuk ke dalam jaringan energi yang tersimpan untuk melayani konsumsi energi pada malam hari," ujarnya pada Sesi 1 dalam Transisi Energi Pelatihan Jurnalis 2021, Selasa (7/8/2021).

Supawan juga membandingkan pemanfaatan energi tenaga surya dan listrik dapat dilakukan hanya di beberapa negara tertentu yang memiliki intensitas sinar matahari yang melimpah. Sementara itu, pemanfaatan energi berbahan bakar fosil dapat digunakan di hampir seluruh negara yang memiliki pontesi tambang tersebut.

Berdasarkan karakter energi yang dihasilkan tenaga surya dan tenaga angin, nilai investasinya membutuhkan modal yang tinggi. Namun di saat bersamaan, biaya variabel yang digunakan tergolong rendah. Sebab, radiasi matahari dan angin diperoleh secara gratis.

"Memiliki modal yang tinggi di awal. Anda akan melihat angin dan surya membutuhkan modal yang tinggi, tapi lebih rendah daripada energi lainnya," katanya.

Karena itu, kata Supawan, energi listrik bertenaga surya dan angin yang tinggi sebaiknya diatasi dengan fluktuasi energi yang tinggi dengan memasukan porsi tenaga listrik guna konsumsi listrik yang lebih fleksibel.

Fleksibilitas tenaga listrik tersebut dimulai dengan penetapan harga listrik berdasarkan permintaan. Hal tersebut, kata Supawan, menjadi peranan pasar tenaga listrik dengan memberikan kesempatan negara untuk mengakses energi berdasarkan sumber.

Satu satunya dengan cara bila pasokan energi listrik melimpah pada siang hari, negara dapat menjual kelebihan pasokan energi yang dihasilkan ke negara lain yang membutuhkan khususya di perbatasan.

"Sebagai contoh mendasar ada harga puncak dalam periode beban puncak konsumen tidak dapat untuk mengurangi konsumsi guna menyesuaikan perilaku konsumen dengan melihat terknologi penyimpanan energi. Dengan demikian, ini dapat membantu pasokan tenaga listrik," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: