Adapun alasan responden memilih nama Bamsoet sebagai calon terkuat versi survey ETOS Indonesia Institute kata Iskandaryah, salah satunya adalah masyarakat melihat figur Bamsoet adalah tipe pekerja keras yang tidak telalu banyak bicara.
"Kesimpulanya adalah, masyarakat sudah capek dengan statment pejabat publik, Mas bamsoet ini dinilai tidak banyak bicara bahkan di media sekalipun," tukasnya.
Ketika ditanya apakah mungkin Bamsoet menggeser posisi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam posisi Capres 2024.
Mengingat Airlangga selama ini aktif melakukan manuver serta promosi diri dengan cara besar-besaran, Iskandar menjawab "Kalau mas Airlangga mau melakukan konvensi partainya, seperti yang pernah dilakukan ketum-ketum sebelumnya dan dilakukan dengan benar tanpa rekayasa, maka saya pastikan mas Bamsoet yang paling layak disodorkan partainya untuk menjadi RI 1, tapi kalau sebaliknya saya yakin ini tindakan bunuh diri Mas Airlangga," tegasnya.
Ketum Partai Golkar kata Dia, harus berpikir objektif, bukan sebaliknya. "Artinya elektabilitas mas Bamsoet jauh diatas elektabilitas Mas Airlangga," tukasnya.
Dan dalam survei yang Ia lakukan, ETOS Indonesia Institute mengambil sample terhadap 1.000 orang responden dengan margin eror 1,83 persen dan dengan tingkat kepercayaan 97 persen.
"Dari hasil survei ini saya berharap bisa menjadi refrensi kawan-kawan media untuk melihat secara objektif terhadap para kandidat calon presiden ke depan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat