Mengintip Perjalanan Produk Tembakau Alternatif sebagai Pengganti Rokok
"Emas Cokelat’ ini memang menjadi salah satu komoditas global yang berharga sejak Christoper Columbus menemukannya pada abad 15 di Amerika. Bahkan, tembakau sempat menjadi alat tukar bernilai tinggi.
Sampai kini pun, tembakau masih memiliki nilai komersil yang tinggi. Pada 2019, tercatat nilai industri tembakau dunia mencapai USD818 miliar.
Dari nilai tersebut, industri tembakau alternatif melalui produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, snus, dan lainnya menyumbang lebih dari USD35 miliar.
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat terkait bahaya merokok meningkat. Hal ini menjadi salah satu alasan adanya permintaan terhadap produk tembakau alternatif. Sejumlah penelitian juga menunjukkan adanya tendensi yang kuat bagi perokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dan sepenuhnya berhenti merokok.
Riset Public Health England (2015) memaparkan produk tembakau alternatif memiliki risiko yang 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok.
Adapun laporan The Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR) bertajuk No fire, No smoke pada 2018 menunjukkan konsumsi produk tembakau alternatif telah berhasil menekan konsumsi rokok konvensional. Laporan tersebut mengangkat contoh keberhasilan beberapa negara.
Di Jepang pada periode 2017-2019, produk tembakau yang dipanaskan telah berhasil menurunkan angka perokok sebesar 27 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: