Teori konspirasi yang menyebut Covid-19 diciptakan secara sengaja pada sebuah lab di wuhan, China kini menjadi omong kosong belaka.
Pasalnya sebuah laporan pracetak yang dirilis The Conversation pada Jumat (24/9), menyajikan data kuat mengenai teori limpahan alami asal mula virus itu.
Baca Juga: Fadel Muhammad Dampingi Menkes Buka Vaksinasi Covid-19 Kedua bagi Masyarakat Pulau Tidung
“Data tersebut sulit disamakan dengan teori 'kebocoran lab'," kata Hamish McCallum, direktur Center for Planetary Health and Food Security di Universitas Griffith.
Menurut artikel itu, studi tersebut didasarkan pada pemeriksaan pengurutan genetika secara teliti dari dua garis keturunan awal dari orang-orang yang terinfeksi pada akhir 2019 hingga awal 2020.
Kedua garis keturunan itu dibedakan oleh dua nukleotida di dua tempat utama yang berbeda dalam pengurutan gen.
"Seandainya terjadi peristiwa kebocoran laboratorium tunggal, pemisahan menjadi garis keturunan A dan B pasti sudah terjadi setelah kebocoran laboratorium," jelas artikel tersebut.
Para peneliti studi itu mengatakan bahwa pihaknya berharap dapat menemukan sejumlah substansi dari garis keturunan perantara, dengan garis keturunan nukleotida A berada di satu tempat dan garis keturunan nukleotida B berada di tempat lain.
"Namun, jika hampir semua pengurutan gen yang diperoleh dari manusia adalah murni garis keturunan A atau murni garis keturunan B, maka ini menunjukkan bahwa terdapat sedikitnya dua peristiwa limpahan berbeda, baik dari kelelawar langsung atau melalui inang perantara," kata artikel itu.
Artikel itu menambahkan bahwa evolusi dari dua garis keturunan terjadi sebelum manusia terinfeksi.
"Karena itu, bukti genetik dengan sangat kuat memperlihatkan bahwa terdapat sedikitnya dua peristiwa limpahan berbeda pada populasi manusia," kata artikel tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: