Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Irwan Fecho blak-blakan mengatakan, bahwa demokratisasi partai politik seperti dikemukakan Fahri Hamzah tidak bisa dimulai dengan proses pembegalan partai.
Pasalnya, menurut Irwan Fecho, pembegalan partai oleh Moeldoko dan upaya hukum yang dilakukan oleh Yusril Ihza Mahendra tidak bisa dilepaskan konteksnya.
"Sehingga agenda demokratisasi yang dikemukakan oleh Fahri Hamzah dapat dimaknai sebagai upaya penguatan terhadap agenda Moeldoko membegal partai. Sehingga kami menolaknya dengan keras," jelas Irwan Fecho dalam keterangannya, Senin (27/9).
Baca Juga: Yusril Diserang Demokrat Kubu AHY, Partai Bulan Bintang Ikut Meradang
Menurut Irwan Fecho, beda halnya apabila demokratisasi parpol yang dimaksud oleh Fahri Hamzah bertitik tolak dari kesadarannya sejak awal membangun partai moderen dan demokratis.
Pasalnya, menurut Irwan Fecho, Fahri Hamzah baru sadar itu semuanya setelah dia terdepak dari PKS dan keluar dari zona nyaman yang dikritiknya sekarang.
"Padahal apa yang dialaminya tidak relevan dengan peristiwa Partai Demokrat. Itu urusan dia dengan partai lamanya," ungkap politikus asal Kalimantan Timur ini.
Anggota DPR ini pun meminta agar Fahri Hamzah tidak perlu membangun narasi demokratisasi dan keinginan mendapatkan perhatian publik, serta kekuasaan dengan menunggangi kemelut yang dihadapi oleh Partai Demokrat.
Justru menurut Irwan Fecho, demokratisasi parpol harus dimulai dari penguatan parpol dari kerentanan atas intervensi kekuasaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti