Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isu Capres Makin Panas, PKB Sodorkan Imin ke Prabowo dan Puan

Isu Capres Makin Panas, PKB Sodorkan Imin ke Prabowo dan Puan Kredit Foto: Instagram/Muhaimin Iskandar
Warta Ekonomi -

Setelah Corona mereda, isu capres mulai rame lagi. Prabowo Subianto yang diunggulkan dalam survei, mulai digaungkan lagi oleh Gerindra sebagai capres 2024. PKB yang sudah lama ‘jualan’ Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, tak mau ketinggalan. Cak Imin disodorkan ke Prabowo, juga ditawarkan ke Puan Maharani.

Partai Gerindra yang sempat ngerem soal urusan Pilpres, kini mulai kencang lagi bicara capres. Kandidatnya tetap sama, yakni Prabowo. Meskipun Prabowo sudah 3 kali keok dalam Pilpres, Gerindra kembali percaya diri mendorong ketumnya itu, sebagai capres.

Sementara PDIP, sebagai jawara pemilu, sebagian kadernya terus berupaya mendorong Puan sebagai capres pengganti Presiden Jokowi. Di Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Malang, relawan pendukung Puan sudah deklarasi. Namanya, Gema Puan. Namun, tidak sedikit juga kader Banteng yang sudah terang-terangan masuk dalam relawan pendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Berkah Membaiknya Penanganan Covid, Elektabilitas Airlangga Kini Nyalip Prabowo

Sementara di luar kader parpol, nama-nama seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut meramaikan bursa capres. Bahkan Ridwan Kamil sudah terang-terangan menyatakan kesiapannya untuk maju di Pilpres 2024. Meskipun belum ada parpol, Emil-sapaannya, tetap percaya diri merebut jabatan orang nomor 1 di republik ini.

Menanggapi ramainya bursa capres, PKB yang dua kali Pilpres jualan Cak Imin, ikut memanaskan isu capres. Nama ketua umumnya, kembali diangkat dan ditawarkan pada calon potensial yang diprediksi bakal maju di Pilpres 2024.

Waketum PKB, Jazilul Fawaid tidak ragu-ragu menawarkan Cak Imin untuk berpasangan dengan Prabowo di Pilpres mendatang. Komposisinya, bisa Prabowo-Cak Imin, atau Cak Imin-Prabowo.

“Yang penting dapat merebut hati rakyat dan menang menerima amanat,” kata Jazilul, kepada wartawan, kemarin.

Wakil Ketua MPR ini menegaskan, hingga saat ini, sikap PKB tetap sama, yakni memperjuangkan Cak Imin ikut kontestasi di Pilpres 2024. Keputusan itu datang dari keinginan para kader dan pengurus DPC maupun DPW agar Cak Imin bisa maju sebagai capres pada Pilpres mendatang. Sayangnya, untuk mengusung capres, PKB tidak bisa jalan sendirian, tapi harus berkoalisi dengan parpol lain.

 

Berdasarkan aturan dalam UU Pemilu, syarat mencalonkan presiden atau presidential threshold ialah partai atau gabungan partai memiliki 20 persen suara nasional atau 25 persen kursi parlemen. Pada pemilu 2019 lalu, PKB hanya mampu mendapatkan 9,05 persen suara nasional. Karena itu, PKB membuka semua kemungkinan untuk berkomunikasi dengan parpol lain.

Gus Jazil, sapaan Jazilul, menegaskan bahwa PKB sebagai partai yang moderat bisa membuka komunikasi dengan partai politik manapun. “Selama ini kami juga terus menjalin komunikasi dengan parpol-parpol lain. Dan PKB cukup bisa diterima dengan baik, bahkan selama ini selalu menjadi penentu kemenangan,” tuturnya.

Sebelum ditawarkan pada Prabowo, kader PKB lainnya sempat menyorongkan Cak Imin untuk berpasangan dengan Puan. Ide menduetkan Cak Imin dengan Puan disampaikan Ketua DPP PKB Faisol Riza. Alasannya, PKB punya hubungan baik dengan PDIP yang sudah terjalin lama. Selain itu, PKB menilai PDIP memiliki kesamaan pandangan dalam kebangsaan.

Bagaimana tanggapan PDIP? Politisi senior Hendrawan Supratikno menilai usulan tersebut sebagai hal yang menarik dan simpatik. Hanya saja, kata dia, penentuan paslon capres di PDIP merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

“Soal pencapresan adalah wilayah kewenangan ketum. Titik. Bahkan sudah ada surat edaran agar kader tidak membicarakan soal ini,” ujar Hendrawan.

Bagaimana dengan Gerindra? Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyambut baik tawaran yang diajukan PKB. Namun, lanjut dia, urusan koalisi masih terlalu dini untuk dibicarakan. Apalagi, hingga saat ini belum ada pembicaraan resmi di internal partainya mengenai Prabowo sebagai capres 2024.

“Prabowo menyatakan masih fokus kerja membantu Presiden Jokowi di bidang pertahanan,” kata Dasco.

 

Mungkinkah terealisasi duet Prabowo-Cak Imin atau Puan-Cak Imin? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai bisa saja duet tersebut terjadi. Kata dia, kunci duet tersebut adalah elektabilitas Cak Imin. Jika elektabilitas Cak Imin tinggi, bisa saja akan jadi rebutan. Namun, jika elektabilitasnya rendah, apalagi tak ada, ya sulit untuk dipilih oleh keduanya.

“Jadi kuncinya ada pada elektabilitas dari Cak Imin sendiri,” kata Ujang, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Kata Ujang, PKB memang punya massa yang besar. Namun, Prabowo dan Puan juga tak mau tanda tangan cek kosong. Perlu ada garansi, yakni elektabilitas yang tinggi dari seorang Cak Imin.

“Soal mau atau tidak mau, itu juga kembali pada Prabowo dan Puan itu sendiri. Prabowo dan Puan tentu akan kalkulasi dengan matang atas tawaran itu,” ujarnya.

Pegamat politik UIN Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai, mengkawinkan capres-cawapres bukan perkara mudah. Apalagi, bila waktu pelaksanaan pemilu masih lama. Ada banyak variabel yang diperhitungkan, seperti elektabilitas, dukungan partai, sampai pendanaan.

“Kalau hanya untuk sekadar cek ombak, ya boleh-boleh saja. Nanti tinggal diikutkan dalam survei untuk mengetahui bagaimana respons masyarakat,” kata Pangi, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca Juga: Gawat! Pengakuan Anies Baswedan Bikin Warga DKI Jakarta dalam Bahaya

Direktur Eksekutif Voxpol Center ini mengatakan, terkadang nama pasangan capres-cawapres muncul di detik-detik terakhir. Saking dinamisnya, nama yang muncul malah tidak pernah diperbincangkan sebelumnya. Seperti saat Pilpres 2019 yang memunculkan nama Sandiaga Uno dan Kia Ma’ruf Amin. Kata dia, kedua nama tersebut sebelumnya tidak pernah muncul dalam survei. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: