Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentolan Hizbullah Tuduh Ketua Partai Kristen Sayap Kanan Dalang Bentrokan Mematikan

Pentolan Hizbullah Tuduh Ketua Partai Kristen Sayap Kanan Dalang Bentrokan Mematikan Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Beirut -

Sayyid Hassan Nasrallah menuduh Samir Geagea "memproduksi" bentrokan pada Kamis (14/10/2021) lalu, di daerah Tayuneh kota dan menggambarkannya sebagai penjahat dan pembunuh.

“Program nyata untuk Pasukan Lebanon adalah perang saudara. Ancaman terbesar bagi perdamaian sosial di Lebanon adalah Pasukan Lebanon,” kata Nasrallah, dikutip laman Associated Press, Selasa (19/10/2021).

Baca Juga: Hati-hati! Hizbullah Deklarasikan Miliki 100.000 Pejuang Terlatih

Nasrallah menuduh ketua partai Kristen sayap kanan berusaha menakut-nakuti orang-orang Kristen Lebanon atas niat Hizbullah. Dia mengatakan itu sebagian besar untuk melayani negara asing yang juga menjadikan kelompok Syiah sebagai musuh, termasuk Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara Teluk.

Geagea adalah sekutu dekat Arab Saudi, yang kritis terhadap Hizbullah yang didukung Iran.

Geagea memimpin milisi Kristen Pasukan Lebanon selama perang saudara 1975-90 dan menghabiskan lebih dari satu dekade di penjara. Dia dibebaskan setelah amnesti menyusul penarikan Suriah dari Lebanon pada 2005. Geagea yang anti-Suriah sekarang memimpin partai politik Pasukan Lebanon.

Nasrallah mengatakan kelompoknya dan sekutunya, gerakan Amal, mengharapkan hasil dalam penyelidikan tentang bagaimana kekerasan itu terjadi pada Kamis (14/10/2021). Dia menyarankan bahwa jika tentara menembaki pengunjuk rasa dari dua kelompok Syiah, itu harus bertanggung jawab.

Tidak jelas dari pidato Nasrallah apakah kelompoknya dan Amal mengakhiri seruan mereka untuk mencopot hakim --sebuah langkah yang dianggap oleh banyak orang sebagai campur tangan dalam urusan peradilan.

Pemerintah yang baru dilantik terhenti setelah oposisi dari menteri sekutu Hizbullah dan Amal atas kelambanan pemerintah terhadap hakim. Krisis tersebut adalah yang terbaru yang melanda negara kecil berpenduduk 6 juta jiwa itu, yang telah berjuang dengan salah satu krisis keuangan terburuk di dunia dalam 150 tahun terakhir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: