Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saat ini Bukan Perang dan Kelaparan, Justru Kebanyakan Makan yang Paling Berbahaya

Saat ini Bukan Perang dan Kelaparan, Justru Kebanyakan Makan yang Paling Berbahaya Kredit Foto: Rawpixel/Mckinsey
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peradaban manusia pernah terancam oleh kelaparan, perang, dan infeksi yang berhasil diatasi pada abad ke-20, namun saat ini ancaman yang mengintai manusia adalah obesitas akibat kelebihan makanan, kata dokter spesialis bedah saraf Ryu Hasan.

"Sekarang ancaman kita justru kelebihan makanan. Orang gembrot, obesitas adalah masalah peradaban ke depan," kata Ryu, yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia, dalam acara Jakarta Geopolitical Forum V/2021 yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional dikutip dari Antara, Kamis (21/10/2021).

Ryu menjelaskan, infeksi sekitar satu abad lalu pernah memusnahkan 120 juta manusia. Tapi ketika pandemi COVID-19 menyebar ke seluruh bumi, sebanyak empat juta orang meninggal dunia.

Perang yang pernah terjadi pada peradaban manusia membunuh puluhan juta jiwa. Timur Tengah yang masih berlangsung perang sampai saat ini menelan korban ribuan jiwa. Sementara kelaparan pernah membuat negara seperti Ethiopia kehilangan jumlah penduduk.

"Sekarang tidak ada lagi kelaparan yang mengurangi jumlah populasi dunia," kata dia.

Dia berpendapat, obesitas merupakan persoalan global dan menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia sejak 2000. Dari sekian negara yang menyadari bahaya obesitas, hanya Jepang negara yang paling serius menangani obesitas.

"Jepang punya undang-undang anti gembrot sejak 2008," kata Ryu. Mereka menerapkan batas ukuran lingkar pinggang pada laki-laki 84,3 cm dan perempuan 81.3 untuk menentukan seseorang terkena aturan obesitas atau tidak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: