11 Kota Ini Mulai Tenggelam, Semuanya Bakal Ditelan Laut Pada 2100, Warga Jakarta Siap-siap?
Tidak dapat disangkal fakta bahwa perubahan iklim itu nyata. Permukaan laut meningkat dan suhu global meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Lebih dari 200 jurnal medis telah menerbitkan pernyataan yang menggarisbawahi bahwa hasil dari peningkatan suhu global sebesar 1,5 derajat Celcius akan menjadi bencana besar. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change memperingatkan bahwa permukaan laut yang ekstrem akan menjadi lebih umum pada akhir abad ini di seluruh dunia dan kenaikannya akan menjadi 1-2 meter pada tahun 2100.
Baca Juga: Waspadai Pemanasan Global, Pulau-Pulau Kecil di Indonesia Terancam Tenggelam
NASA memperkirakan bahwa banjir pasang juga akan menyebabkan banjir yang parah di wilayah pesisir AS. Temuan ini bukan sekadar prediksi; AS telah berjuang melawan krisis cuaca ekstrem tahun ini.
Maladewa—negara terendah di dunia—beresiko menghilang, jadi ia merencanakan kota terapung sebagai sarana bertahan hidup. Tetapi ada banyak kota lain di dunia yang menghadapi ancaman ini karena naiknya permukaan laut dan penurunan muka tanah (pengambilan air tanah yang berlebihan yang membuat daratan tenggelam).
Inilah ringkasan dari apa yang dunia hadapi kehilangan pada tahun 2100 jika segala sesuatunya tidak berubah, melansir Fodors.com, Senin (25/10/2021).
Miami, Florida
Lembaga think tank ekonomi Resources for the Future memperingatkan bahwa Miami akan menjadi kota pesisir paling rentan di dunia. Ada banyak faktor yang menambah kesengsaraan kawasan ini: permukaan laut yang naik dengan cepat dan bebatuan kapur yang keropos di atasnya.
Air berasal dari tanah dan meresap ke dalam air minum. Banjir di hari cerah, atau banjir pasang, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengganggu kehidupan—dan kemungkinan akan bertambah buruk.
Permukaan laut di Florida Selatan telah naik hingga 5 inci sejak tahun 1993 dan diperkirakan akan naik lagi 6 inci pada tahun 2030. Kenaikan 6 kaki pada tahun 2100 akan menyebabkan 1 dari 8 properti di Florida berada di bawah air. Pada akhir abad ini, 94,1% dari tanah yang dapat dihuni akan berada di bawah air.
Miami meninggikan jalan dan memasang pompa di daerah-daerah, tetapi pasar real estat di sepanjang pantai masih kuat, meskipun rumah-rumah ini paling berisiko.
Venesia, Italia
Kota laguna menghadapi banjir secara teratur. Pasang naik dan angin sirocco menyebabkan Acqua Alta (air pasang) yang berlangsung selama beberapa jam. Pada November 2019, ia menyaksikan tingkat air tertinggi dalam 50 tahun, dan 90% kota itu terendam banjir.
Tahun lalu, kota terapung itu menguji pintu airnya, MOSE, yang memiliki 78 pintu untuk melindungi laguna saat air pasang. Itu dirancang pada 1980-an, tetapi pekerjaan dimulai pada 2003 dan masih belum selesai. Para ilmuwan dan ahli berpendapat pada saat itu bahwa itu adalah solusi jangka pendek dan akan menghancurkan ekosistem laguna.
Faktanya tetap bahwa Venesia tenggelam pada tingkat 0,08 inci setiap tahun. Naiknya permukaan laut secara global menambah masalah, tetapi kota ini juga menderita karena erosi pantai dan pemompaan air tanah.
Pada tahun 2021, pemerintah melarang kapal pesiar besar berlayar melalui Venesia untuk menyelamatkan kota laguna dari polusi dan kerusakan lebih lanjut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: