Pada kesempatan itu, Komuro berjanji melindungi dan mendukung Mako. “Saya mencintai Mako. Saya ingin menghabiskan satu-satunya hidup yang saya miliki dengan orang yang saya cintai,” katanya.
Mako dan Komuro sama-sama berusia 30 tahun. Keduanya melangsungkan pernikahan setelah seorang pejabat dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran menyerahkan dokumen ke kantor setempat untuk mendaftarkan pernikahan mereka.
Pernikahan kerajaan biasanya melibatkan serangkaian upacara formal dan perayaan. Namun keduanya mendahului semua ritual. Mereka pun menolak uang sebesar 1,3 juta dolar AS yang biasanya diberikan kepada wanita yang meninggalkan keluarga kerajaan.
Mako telah didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma kompleks yang disebabkan oleh apa yang diklaim sebagai pelecehan mental. Demikian kata laporan itu merujuk pada liputan media yang berlebihan di sekitar sang putri dan keluarga Komuro dalam beberapa tahun terakhir.
Mako adalah putri tertua Putra Mahkota Fumihito, adik dari Kaisar Naruhito. Mako dan Kei pertama kali bertemu pada 2012 di International Christian University di Tokyo.
Mereka secara tidak resmi bertunangan pada 2017 tetapi pernikahan itu ditunda karena masalah keuangan yang melibatkan ibu Komuro. Pernikahan tanpa upacara ritual menjadikan Mako wanita pertama anggota keluarga kerajaan yang melewatkan tradisi setelah Perang Dunia II.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: