Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Program Replanting dan Peran Sawit Bagi Perekonomian Bangka Belitung

Program Replanting dan Peran Sawit Bagi Perekonomian Bangka Belitung Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menjadi salah satu concern pemerintah melalui BPDPKS untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit rakyat. Salah satu provinsi sentra sawit yang juga mendapatkan dana PSR yakni Kepulauan Bangka Belitung. 

Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengatakan, terkait program replanting, banyak petani setempat yang ingin menggantikan sawit-sawitnya yang sudah tidak produktif.

“Tapi harus digandeng lagi ditambah dengan program menanam tanaman sela di saat-saat sambil menunggu tanaman sawit ini produktif. Ini kan butuh waktu kurang lebih 4 tahun,” kata Erzaldi.

Baca Juga: Perusahaan Milik Luhut Pandjaitan Cuan Besar-Besaran Berkat Bisnis Batu Bara hingga Sawit!

Perlu diketahui, sejak tahun 2016 hingga 2020, pelaksanaan program replanting sudah menggelontorkan dana secara nasional mencapai Rp5,32 triliun dengan total lahan yang diremajakan seluas 200 ribu hektare dari 1.073 rekomendasi teknis yang diterbitkan. Sedangkan di tahun 2021, dana yang dialokasikan sebesar Rp5,5 triliun untuk target peremajaan sawit rakyat seluas 180 ribu hektare. 

Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurachman mengungkapkan bahwa peran kelapa sawit dalam perekonomian di Indonesia cukup signifikan. Dari sisi ekspor, kontribusi kelapa sawit rata-rata per tahun yakni US$22 miliar, dibandingkan kontribusi ekspor nonmigas yang sekitar 14,2 persen.

Dikutip dari acara Blu Ways BPDPKS dengan tema Potensi Kelapa Sawit di Kepulauan Bangka Belitung serta Kegunaan Komoditas Kelapa Sawit untuk Kehidupan yang disiarkan melalui CNN Indonesia dipaparkan, pada 2020, sektor pertanian Bangka Belitung berkontribusi 20,47 persen terhadap perekonomiannya dan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di masa pandemic Covid-19. 

Dari angka tersebut, subsektor perkebunan menyumbangkan 36,09 persen untuk pertanian. Peningkatan kinerja subsektor perkebunan juga telah mendorong kinerja industri pengolahan, khususnya industri makanan dan minuman melalui penggunaan minyak sawit. 

Perlu diketahui, pada 2018, produksi kelapa sawit di Bangka Belitung sebanyak 119.056 ton, kemudian meningkat menjadi 126.675 ton di 2020. Produksi kelapa sawit Bangka Belitung pada 2021 diproyeksikan sebanyak 130.602 ton dan 132.887 di tahun 2022.

Baca Juga: BPDPKS Kenalkan Sawit dan Produk Turunannya Kepada Pemimpin Dunia di COP26

Tidak hanya itu, dengan adanya kelapa sawit, nilai tukar petani (NTP) Bangka Belitung pada Oktober 2021 sebesar 131,51 atau mengalami kenaikan 2,22 persen dibandingkan September 2021. 

Peningkatan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dan daerah yang mengeluarkan beberapa kebijakan. Seperti mengatur industri sawit dari hulu ke hilir, mulai dari penataan usaha kelapa sawit, penetapan pedoman harga pembelian buah segar, hingga integrasi usaha sawit pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bangka Belitung.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: