Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkuak Alasan Xi Jinping Tidak Tinggalkan China Hampir 2 Tahun Lamanya

Terkuak Alasan Xi Jinping Tidak Tinggalkan China Hampir 2 Tahun Lamanya Kredit Foto: Shutterstock/Roman Pilipey
Warta Ekonomi, Beijing -

Tamu undangan terpenting absen dari KTT iklim COP26 di Glasgow. Sebagai Presiden China, Xi Jinping memimpin negara yang membuang lebih banyak karbon dioksida daripada gabungan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).

Namun, tak seperti para pemimpin dunia lainnya, Xi tak menyampaikan pidatonya di KTT iklim tersebut. Sebaliknya, ia mengajukan pernyataan tertulis kurang dari 500 kata untuk laman COP26.

Baca Juga: Awas, Partai Komunis Segera Tatap Masa Jabatan Ketiga Presiden Xi Jinping

Pengamat hubungan internasional asal Inggris sekaligus kolumnis Financial Times, Gideon Rachman, pun membeberkan analisisnya soal mengapa orang nomor satu di China tersebut sama sekali tak meninggalkan negaranya selama hampir 2 tahun. Opininya dimuat di laman Financial Times pada Senin (8/11/2021).

Menurut Rachman, absennya Xi Jinping dari COP26 di Glasgow maupun KTT G20 di Roma merupakan bagian dari pola isolasi diri nasional yang lebih luas. Untuk mengatasi pandemi Covid-19, Negeri Tirai Bambu telah memberlakukan salah satu sistem kontrol dan karantina perbatasan paling ketat di dunia.

Warga asing maupun warga China sendiri yang masuk ke negara itu harus dikarantina secara ketat selama minimal 2 pekan. Protokol yang lebih ketat bahkan diberlakukan jika mereka memasuki Beijing, tempat para pemimpin berada.

Jadi, sistem ini pada dasarnya tak memungkinkan warga asing untuk mengunjungi China tanpa tinggal selama beberapa bulan atau bagi kebanyakan warga China untuk bepergian ke luar negeri.

Xi sendiri tak meninggalkan China selama hampir 2 tahun. Ia bertatap muka langsung dengan pemimpin asing terakhir kali dalam pertemuan dengan presiden Pakistan di Beijing pada Maret 2020. KTT Xi yang akan datang dengan Presiden Joe Biden pun akan diadakan melalui konferensi video.

Ketika sebagian besar dunia lockdown, keekstreman protokol China jadi tampak biasa saja. Namun, karena sebagian besar dunia telah kembali mendekati normal, isolasi China semakin menjadi anomali, menurut Rachman.

Pengaruhnya pada bisnis internasional sudah terlihat. China terus berdagang dan berinvestasi dengan dunia luar. Namun, hubungan bisnisnya sedang renggang.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: