Punya Populasi Padat, ASEAN Dinilai Wajib Tingkatkan Efisiensi Energi
Kepadatan penduduk negara-negara ASEAN dinilai menunjukkan risiko besar yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Berdasarkan Climate Risk Index, tiga dari 10 negara yang terdampak perubahan iklim berada di kawasan ASEAN, yaitu Myanmar (2), Filipina (4), dan Thailand (9).
Oleh karena itu, negara ASEAN dipandang perlu meningkatkan efisiensi energi sebagai solusi di era tantangan perubahan iklim seperti sekarang ini.
Baca Juga: Inggris Pepet ASEAN, Menlu Bilang Asia Tenggara akan Jadi Mesin Ekonomi Global
"Pesatnya pembangunan di berbagai kota megapolitan di kawasan ASEAN membuat hal ini menjadi fokus utama dalam peningkatan efisiensi energi. Sebagai tempat di mana banyak pertumbuhan dan perubahan sosial dan ekonomi yang sangat dinamis, kota-kota besar di kawasan ini menjadi sumber pertumbuhan emisi gas rumah kaca," kata Senior Vice President ABB Motion Asia, R Narayanan, dalam diskusi virtual, Kamis (11/11/2021).
Dalam fase kedua ASEAN Plan of Action of Energy Cooperation (APAEC) yang menargetkan penurunan intensitas energi sebesar 32% di 2025, berdasarkan level di 2005, terdapat tiga sektor utama yang mnejadi fokus utama untuk mengadopsi peningkatan efisiensi energi, yaitu bangunan, transportasi, dan industri.
"Dengan mengidentifikasi berbagai sumber dan juga melihat kesempatan yang ada, di mana efisiensi energi dapat memberikan dampak terbesar, kota-kota besar ini dapat menanggulangi krisis iklim yang sedang terjadi," tambahnya.
Bedasarkan data yang dipaparkan ABB, ASEAN berada di urutan ketiga dengan ekonomi yang memiliki penduduk terpadat setelah Cina dan India. Dengan total GDP (Gross Domestic Product) sekitar US$3,08 triliun di 2020, ASEAN menjadi ekonomi dengan urutan kelima terbesar di dunia dan diproyeksikan akan naik menjadi urutan keempat dunia di 2030.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: