Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepemimpinan Jokowi Bikin Rakyat Tidak Puas, Ray Rangkuti: Presiden Belum Menyadari...

Kepemimpinan Jokowi Bikin Rakyat Tidak Puas, Ray Rangkuti: Presiden Belum Menyadari... Kredit Foto: Antara/Setpres/Agus Suparto/Handout
Warta Ekonomi -

Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti memberi tanggapan terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menilai bangsa Indonesia mengerdilkan diri sendiri.

Seperti diketahui, Jokowi mengaku sedih lantaran menurutnya bangsa Indonesia masih bermental inferior, inlander, dan terjajah.

Baca Juga: Mengejutkan! Refly Harun Bilang Anak Jokowi Terancam Dinonaktifkan Sebagai Wali Kota Solo Karena Ini

“Saya justru sedih melihat presiden yang hingga sampai saat ini belum juga menyadari beberapa hal dari cara kepemimpinannya,” ujar Ray kepada GenPI.co, Senin (15/11).

Padahal, menurutnya kepemimpinannya sendiri yang membuat rakyat Indonesia tidak lagi terlihat antusias pada capaian kinerja beliau.

“Berbagai survey mengkonfirmasi makin surutnya tingkat kepuasan terhadap presiden, bukan semata karena kinerjanya tapi situasi politik yang ditimbulkannya,” ucapnya.

Terlebih lagi, menurut Ray, Jokowi hanya fokus pada pembangunan saja. Padahal, menurutnya pemimpin yang hanya membangun sudah pernah diturunkan oleh rakyat.

“Pemimpin yang hanya membangun dan menyampingkan hal lain dalam kehidupan berbangsa serta bernegara pernah dijatuhkan oleh rakyat. Orde baru adalah contohnya,” tuturnya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai justru Jokowi yang memiliki mental inferior.

“Jangan lupa bahwa inferior itu terkadang diucapkan oleh dirinya sendiri. Salah satu contohnya dulu dia membanggakan stafsus milenialnya karena lulusan luar negeri,” ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut sama saja bahwa Jokowi masih bermental inferior dengan kampus-kampus luar negeri.

“Itu yang menurut saya tidak konsisten. Apalagi sekarang itu orang melihat soal kemampuan dan kompentensi,” katanya.

Adib mengatakan bahwa tidak penting siapa sosok tersebut atau lulusan dari mana. Sebab, menurutnya hal tersebut tidak penting di dunia kerja sat ini.

“Ketika stafsus milenial itu lulusan luar negeri dan merasa paling hebat, toh mereka sekarang juga tidak berkontribusi maksimal,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: