Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Inovasi dan Kemajuan Bisnis Industri Farmasi Melalui Digital

Dorong Inovasi dan Kemajuan Bisnis Industri Farmasi Melalui Digital Kredit Foto: Unsplash/Christina Victoria Craft
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan teknologi telah mengakar di banyak sektor, salah satunya sektor farmasi. Perubahan di bidang kesehatan dan farmasi ini paling terasa sejak melandanya Covid-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia. Layanan digital menjadi penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan berbagai pihak, khususnya selama mejalani isolasi mandiri.

Dengan banyaknya masyarakat yang isolasi mandiri kala pandemi melanda, peran telemedicine menjadi andalan untuk mencari informasi, konsultasi dengan dokter, dan membeli obat-obatan yang dibutuhkan. Namun, untuk memaksimalkan penggunaan telemedicine ini, pelaku usaha harus mampu membawa transformasi digital yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara seamless.

Baca Juga: Impor Farmasi Terkoreksi 34,17%, BPS: Sejalan dengan Landainya Kasus Covid-19

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan, industri farmasi menghadapi tantangan berupa resiliensi sistem yang diuji melalui kemampuan masyarakat dalam mengakses layanan.

Meski demikian, Indonesia sudah memiliki regulasi digital kesehatan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan nomor 2052/Menkes/Per/X/2011, Peraturan Menteri Kesehatan nomor 20 tahun 2019, Keputusan Menteri Kesehata Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/650/2017, Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.02/MENKES/303/2020 dan Nomor HK.01.07/MENKES/4829/2021.

Dilihat dari urutan waktunya, proses digitalisasi di industri kesehatan mulai ditegaskan sejak tahun 2017 saat uji coba telemedicine dilakukan dalam rangka konsultasi, diagnosa, dan tindakan medis yang dilakukan dari jarak jauh berbasis tele-radiologi, tele-ultrasonografi, dan tele-elektrokardiologi.

Di tahun 2019, pelayanan telemedicine antar-fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi mulai diselenggarakan. Di awal 2020 TIK makin dikembangkan dalam rangka pencegahan Covid-19. Di tahun 2021 ini, pelayanan telemedicine makin banyak digunakan karena berkaitan dengan track and trace system di bidang kesehatan dan farmasi.

"Tujuan dari digitalisasi bidang kesehatan dan farmasi adalah menjaga aksesibel layanan dan biaya yang terjangkau oleh berbagai kalangan. Beberapa upaya dalam komoditas, sumber daya, pelayanan kefarmasian, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan agar terciptanya kemandirian dalam manajemen dan informasi kesehatan," ujarnya dalam webinar "Peran Digitalisasi dalam Pengembangan Inovasi dan Bisnis di Industri Farmasi", Rabu (17/11/2021).

Hermawan Saputra menambahkan, sistem rujukan fasilitas kesehatan sudah mengarah ke TIK based yang terpadu. Pelayanan kesehatan berbasis telemedicine sudah mencangkup konsultasi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); konsultasi Klinis (Anamnesa, Pemeriksaan fisik tertentu) yang dilakukan melalui audiovisual; pemberian anjuran/nasihat yang dibutuhkan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang dan/atau hasil pemeriksaan fisik tertentu; penegakan diagnosis; penatalaksanaan dan pengobatan pasien; penulisan resep obat dan/atau alat kesehatan, diberikan kepada pasien sesuai dengan diagnosis; dan penerbitan surat rujukan untuk pemeriksaan atau tindakan lebih lanjut ke laboratorium dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai hasil penatalaksanaan pasien.

CEO KlikDokter Hendra Heryanto Tjong menjelaskan, market di Indonesia merupakan yang terbesar di ASEAN. Per tahun 2020, populasi di Indonesia mencakup 25 persen Generasi Y dan 28 persen Generasi Z yang mengerti teknologi dan natusias terhadap kesehatan membentuk market size senilai Rp60 triliun.

Hendra mengatakan, perkembangan farmasi digital ditandai dengan tiga hal, yakni perubahan ke digital di mana platform jual-beli online telah banyak digunakan untuk membeli produk farmasi, perubahan perilaku konsumen yang membeli berbagai produk melalui omnichannel, dan komunikasi marketing kini langsung dilakukan oleh brand sendiri.

"Melalui KlikDokter yang bekerja sama dengan lebih dari 1.000 farmasi di seluruh Indonesia, Kalbe telah bergerak menuju transformasi online," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: