Impor Farmasi Terkoreksi 34,17%, BPS: Sejalan dengan Landainya Kasus Covid-19
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan aktivitas impor produk farmasi mengalami penurunan hingga 34,17% pada Oktober 2021. Hal ini dinilai sejalan dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia.
“Impor produk farmasi turun sebesar US$163,2 juta atau secara persentase turun 34,17%. Komoditas farmasi itu di antaranya ada vaksin, sehingga kalau itu dikaitkan dengan melandainya Covid-19 di Indonesia, ya punya hubungan,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (15/11/2021).
Baca Juga: Ekspansi ke Bali, Bumame Farmasi Siap Dukung Swab Test bagi Masyarakat dan Wisatawan
Penurunan impor produk vaksin menyebabkan terkoreksinya nilai impor barang konsumsi. Menurut Margo, nilai impor barang konsumsi pada Oktober 2021 turun sebesar 11,17% dibanding September 2021.
Selain produk farmasi, penurunan impor barang konsumsi juga disebabkan oleh turunnya impor buah-buahan.
“Penurunan farmasi dari kelompok HS 30 sebesar 35,44%, kemudian buah-buahan dari kelompok HS 08 sebesar 14,51%,” jelas Margo.
Sementara itu, penyumbang nilai impor terbesar berasal dari kelompok bahan baku/penolong dengan kontribusi sebesar 75,55% dari total impor pada Oktober 2021. Adapun nilai impor bahan baku/penolong itu sendiri sebesar US$12,31 miliar dengan peningkatan sebesar 1,77% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 55,82% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sedangkan total impor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai US$16,29 miliar atau naik 0,36% dibanding September 2021.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq