Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Omongan Anwar Abbas Bikin Ferdinand Ngamuk: Saya Siap Lawan Bapak dan Gerombolan Bapak!!

Omongan Anwar Abbas Bikin Ferdinand Ngamuk: Saya Siap Lawan Bapak dan Gerombolan Bapak!! Kredit Foto: Instagram/Ferdinand Hutahaean
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean merespons keras pernyataan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas terkait penangkapan Ustad Farid Ahmad Okbah oleh Densus 88.

Sebelumnya, Anwar mengatakan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan terkena getah atas tindakan yang dilakukan oleh Densus saat menangkap Ustad Farid.

Karena itu, Ferdinand pun menilai pernyataan Anwat telah mengancam Kepala Jokowi hingga menakut-nakuti negara.

Baca Juga: Musni Umar Bersuara Soal Wacana Pembubaran MUI: Mereka yang Mau Membubarkan MUI Adalah Komunis...

“Getah apa maksudmu pak Abbas? Anda mengancam Presiden? Anda mau menakut2i negeri ini?” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Kamis (18/11/2021).

Menurutnya, jika benar  apa yang ia katakan, dirinya pun mengaku akan melawan Anwar berserta gerombolannya.

Jika benar apa yang dikatakannya, Ferdinand mengaku akan melawan Anwar serta gerombolannya.

“Jika iya, SAYA, KAMI DAN RATUSAN JUTA RAKYAT INDONESIA SIAP MELAWAN BAPAK DAN GEROMBOLAN BAPAK..!!” tegasnya.

“Kawan2 siap melawan teroris? Jika iya, RT atau komen, biar mereka tau kita tidak takut..!!” pungkasnya.

Diketahui, sebelumnya Anwar menanggapi penangkapan Ustad Farid, dengan meminta Densus untuk memberikan penjelasan kepada publik.

Hal ini dilakukan guna menjaga nama baik Presiden Jokowi.

“Kita meminta Densus 88 agar bisa menjelaskan hal ini sejelas-jelasnya kepada publik. Sebab kita juga berkepentingan dengan menjaga nama baik presiden,” kata Anwar dalam keterangan resmi pada Selasa, 16 November 2021.

Ia pun mengaku jikaa penangkapan ini sangat mengejutkan, sebab Ustad Farid dikenal sebagai seorang ulama yang anti dengan tindak kekerasan.

Lebih lanjut, ia berharap berharap Densus 88 lebih mempertimbangkan tindakannya agar tindakanan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap Jokowi.

“Sebab meskipun yang bertindak ini adalah Densus 88 tapi yang terkena getahnya tentu adalah Presiden Jokowi sehingga karena yang ditangkapin itu adalah ulama sehingga pemerintahan Jokowi telah dianggap oleh sebagian elemen masyarakat telah melakukan kriminalisasi terhadap ulama karena memang telah banyak ulama, ustad dan dai yang ditangkap,” ungkapnya.

"Tapi betulkah jokowi yang telah memerintahkan penangkapan ini? Saya terus terang tidak yakin dan tidak percaya. Saya tidak yakin presiden jokowi akan memerintahkan hal itu,” tukasnya.

Adapun diketahui, Densus 88 menangkap Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustad Farid Ahmad Okbah dan anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Ahmad Zain An-Najah serta Anung Al-Hamat pada hari  Selasa 16 November 2021.

Ketiga terduga teroris mengaku saling mengenal satu sama lainnya. Mereka adalah pengurus Yayasan Al-Islam Islamic Center yang berlokasi di Jalan Raya Kampung Sawah Nomor 39A, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi. Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan ketiga terduga teroris ini memiliki peran masing-masing.

Salah satu peran dari anggota MUI yang terlibat yakni Ahmad Zain ialah sebagai Dewan Syuro Jamaah Islamiyyah (JI).

Baca Juga: Dudung Abdurachman Jadi KASAD, Kayaknya Ada Peran Megawati...

“AZ keterlibatan Dewan Syuro JI dan Ketua Dewan Syariah LAZ BM Abdurrahman Bin Auf,” kata Ramadhan kepada wartawan.

Sementara Ustad Farid disebutnya berperan mendanai Yayasan Perisai Nusantara Esa yang merupakan organisasi sayap JI di bidang advokasi.

Terbaru, Kabagpenum Mabes Polri, Kombes Ahmad Ramadhan menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksan dan fakta yang dikumpulkan, Ustad Farid Okbah, Ustad Ahmad Zain An Najah dan Ustad Anung Al Hamat, memiliki keterlibatan di dalam jaringan Jemaah Islamiyah atau JI.

Ketiganya juga berperan menggalang dana untuk JI melalui lembaga amil zakat.

“Yang mana ketiganya terlibat dalam pengumpulan dana dan dana terkumpul digunakan untuk kegiatan aksi terorisme pelatihan militer JI, mengirim pasukan JI ke daerah lokasi sebenarnya di luar negeri,” jelas Ramadhan dalam wawancara dengan TV One, Rabu 17 November 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: