Lewat Forum DigiTalk, Kominfo Ajak Tingkatkan Kompetensi untuk Tangkap Peluang Kerja di Industri 4.0
Transformasi digital dan industri 4.0 akan membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Meskipun revolusi industri 4.0 bisa saja menghilangkan beberapa jenis pekerjaan, namun di sisi lain juga menghadirkan jenis pekerjaan baru.Misalnya, Social Media Specialist, SEO Specialist, Content Creator, Web Developer, Data Scientist, dan App Developer.
Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.
“Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin dan robot. Yaitu kemampuan problem solving, critical thinking, dan kreativitas,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kemenkominfo, Septriana Tangkary dalam sambutannya membuka Forum DigiTalk dengan tema “Menangkap Peluang Kerja di Industri 4.0”, Kamis, (18/11/2021).
Baca Juga: Pertajam Isu Digital Forum G20, Menkominfo Ajak Pelaku Industri Perjuangkan Kepentingan Nasional
Direktur CEP-CCIT FTUI, Muhammad Suryanegara, mengatakan bahwa Generasi Z adalah generasi yang akan menjadi leader yang akan mendominasi Indonesia di 10 atau 20 tahun ke depan, jika generasi ini kompeten dan mumpuni maka Indonesia akan maju dan survive, dan jika sebaliknya maka dipastikan kita hanya akan menjadi obyek kemajuan teknologi tanpa bisa menjadi subjeknya.
“Dunia sedang berada dalam transformasi penguasaan teknologi, siapa yang menguasai teknologi, dialah yang menjadi pemenang”, tutur Surya.
Kementerian Ketenagakerjaan sudah menyiapkan “SISNAKER/SIAPkerja”, yaitu sebuah Ekosistem Digital yang menjadi platform bagi segala jenis layanan publik bidang ketenagakerjaan baik di pusat maupun daerah. Sisnaker ini memiliki beberapa layanan salah satunya yang paling penting adalah “Karirhub”, di mana terdapat informasi lowongan pekerjaan dari seluruh Indonesia.
“Manfaatnya banyak bagi para pencari kerja, ada digitalisasi AK-1 (kartu pencari kerja), ada informasi lowongan kerja dalam dan luar negeri, kemudian lowongan juga dicocokkan dengan profil dan lain sebagainya”, jelas Pengantar Kerja Ahli Madya, Direktorat PTKDN, Kementerian Ketenagakerjaan, Anna Kurnianingsih.
Baca Juga: Layanan Digital Indonesia Dinilai Meyakinkan, Jadi Tujuan Investasi Terpopuler di Asia Tenggara
Menurut Dosen CEP-CCIT FTUI, Fachran Nazarullah, S.Kom., esensi dari revolusi 4.0 adalah menyatukan 3 aspek utama, yaitu aset fisik, digital, dan biologi dalam satu kesatuan atau ekosistem, di mana hampir semua hal akan disangga 3 ekosistem utama, yaitu big data, cloud computing, dan internet of things (IoT), maka itu penting untuk kita meningkatkan kompetensi hard skill dan soft skill.
“Dengan belajar kita akan terus menambah kompetensi kita menjadi lebih baik, lebih banyak kompetensi yang kita kuasai maka lebih mudah untuk kita masuk ke dunia kerja”, kata Fachran.
Pakar Teknologi Informasi, Daniel Oscar Baskoro, S.Kom., M.Sc., mengatakan bahwa Teknologi Informasi (IT) memang suatu hal yang penting, namun bukan segalanya. Hal ini dibuktikan Daniel dengan menceritakan kisah seseorang yang bernama Anggoro, yang tidak memiliki background IT namun terus maintain koneksi dan diskusi yang didapatkannya dari event Hackgov milik Daniel, hingga kini sukses membangun salah satu perusahaan start-up data science terbesar di Indonesia.
“Di dunia digital ini yang penting itu bukan apa background-nya tetapi bagaimana bisa berkolaborasi dengan pihak lain untuk menciptakan sebuah karya”, ujar Daniel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri