Mayoritas pemenang IBBA 2021 adalah mereka yang tetap konsisten menjaga brand value-nya tetap tertinggi.
Hal ini menunjukkan merek-merek jawara tersebut terus melakukan adaptasi dengan pasar melalui berbagai langkah strategis, termasuk aktif menggarap strategi digital (digital marekting) yang menjadi tools wajib di era bisnis baru ini.
Survei ini juga memotret bagaimana dinamika industri marketing. Bagi merek yang menjadi jawara IBBA beberapa tahun berturut-turut (Double Platinum, Platinum, atau Golden Brand), harus konsisten mengelola merek secara dinamis, serta mengelola produk atau layanannya. Posisi bisa berubah dengan kondisi bisnis saat ini yang penuh disrupsi.
Sebaliknya, bagi merek yang tidak menjadi juara, ini adalah kesempatan untuk terus melahirkan tawaran terbaik buat konsumen. Karena yang menjadi subjek dalam pengukuran IBBA adalah konsumen, tawaran brand harus terbaik bagi konsumen, bukan bagi produsen semata.
“Tumbangnya beberapa merek karena pandemi Covid-19, seperti di industri fashion atau ritel, menjadi kesempatan bagi merek-merek baru untuk berinovasi. Jadi, ini adalah kesempatan baru bagi suatu merek untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan merek yang tumbang tersebut,” kata Istijanto, pengamat pemasaran dari Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: