Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiga Strategi Ampuh Lambungkan Kinerja Bisnis Allianz Di tengah Pandemi

Tiga Strategi Ampuh Lambungkan Kinerja Bisnis Allianz Di tengah Pandemi Director and Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia, Bianto Surojo, dalam wawancara eksklusif bersama Warta Ekonomi, di Jakarta, Rabu (30/6). | Kredit Foto: Taufan Sukma
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi pandemi COVID19 terbukti telah mengubah kehidupan masyarakat dunia. Tak hanya soal kesehatan, sendi-sendi kehidupan mulai dari sektor sosial, budaya, politik, ekonomi hingga dunia usaha juga turut tertekan akibat menurunnya daya beli dan juga aktivitas masyarakat yang semakin terbatas. Tak terkecuali juga yang terjadi di industri asuransi nasional. Namun demikian, PT Allianz Life Indonesia seolah berhasil ‘melawan arus’ dengan catatan kinerjanya yang justru moncer di tengah tekanan pandemi. “Kami betul-betul bersyukur bahwa di tengah industri yang lain cenderung melemah, Allianz Life masih bisa membukukan pertumbuhan kinerja yang signifikan. Tren (pertumbuhan) ini sebenarnya sudah mulai terjadi di kami dalam dua tahun terakhir. Dan alhamdulillah, saat pandemi terjadi, tren (pertumbuhan) ini masih dapat kami pertahankan dengan baik,” ujar Director and Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia, Bianto Surojo, dalam wawancara eksklusif bersama Warta Ekonomi, di Jakarta, Rabu (30/6).

Sebagaimana nampak dalam catatan kinerja perusahaan pada tahun 2020 lalu, sejumlah tolok ukur kinerja bisnis Allianz Life Indonesia terlihat tumbuh cukup signifikan. Sebut saja catatan penerimaan premi hingga pembayaran klaim yang berhasil direalisasikan tercatat tumbuh hingga hampir 50 persen dibanding periode sebelumnya. Sementara dari segi market share juga terjadi pertumbuhan dari semula enam persen menjadi 10 persen per akhir tahun 2020 lalu. “Catatan positif ini tentu tak lepas dari tiga strategi besar yang diterapkan oleh Allianz Group secara keseluruhan untuk kami bisa tetap growth meski tertekan oleh kondisi pandemi yang membuat pasar menjadi tidak kondusif,” tutur Bianto.

Ketiga strategi ampuh tersebut, menurut Bianto, yang pertama adalah kemampuan Allianz Life Indonesia untuk selalu menyediakan produk-produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh nasabah. Ketersediaan produk berkualitas tersebut tidak hanya mencakup produk-produk asuransi saja, melainkan seluruh jenis produk yang dimiliki oleh Allianz, seperti fund product dan beragam varian produk andalan lainnya. “Dengan kualitas yang terjaga dan benar-benar sesuai based on kebutuhan pasar, maka nasabah akan bisa merasakan bahwa produk-produk Allianz ini benar-benar usefull dan sangat bermanfaat untuk dimiliki. Dengan begitu, meski di tengah pandemi, masyarakat tidak akan ragu untuk membeli produk kita,” ungkap Bianto.

Lalu untuk strategi kedua, Bianto menjelaskan, adalah terkait customer convenience atau juga customer experience.Dalam level teknis, strategi ini terbagi dalam tiga hal, yaitu penguatan inovasi proses, langkah digitalisasi dan otomatisasi busines process baik di level nasabah maupun di internal Allianz LIfe Indonesia sendiri. “Salah satu kesuksesan kami beradaptasi dengan kondisi pandemi, adalah ketersediaan digitalisasi yang membuat bisnis tetap berjalan lancar meski sebagian besar tim kami harus bekerja dari rumah (work from home/WFO). Di level nasabah, digitalisasi juga membuat seluruh layanan kami jadi semakin terada ‘dekat’ dan dapat diakses dengan begitu mudah dan simpel,” papar Bianto.

Sementara untuk strategi terakhir, lanjut Bianto, adalah kemampuan Allianz Life Indonesia untuk dapat menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan bank-bank distributor, seperti HSBC, QNB, Maybank dan lain sebagainya. Jalinan kolaborasi yang ciamik dengan bank distributor disebut Bianto juga merupakan kunci keberhasilan Allianz Life Indonesia dalam memetakan nasabah sesuai dengan segmentasi dan jenis layanan yang dibutuhkan. “Seluruh bank distributor kami masing-masing memiliki segmentasi dan karakteristik nasabahnya sendiri-sendiri yang khas dan otentik. HSBC, misalnya, selama ini kita kenal sebagai premiere bank. Lalu Maybank kita tahu lebih banyak bermain di segmen masyarakat menengah. Terus ada juga BTPN yang memiliki captive market di segmen pensiunan,” jelas Bianto.

Dengan memahami dengan tepat dan presisi masing-masing segmentasi pasar tersebut, Allianz menjadi lebih mudah dalam menyiapkan produk andalan di masing-masing segmen. Dengan begitu, produk-produk tersebut tentu jadi lebih mudah untuk diterima oleh pasar karena memang sedari awal dipersiapkan based on kebutuhan yang ada di nasabah. “Lewat strategi ini Allianz terbukti mampu menjawab kebutuhan masyarakat dengan tepat dan usefull. Ini menjadi kunci terakhir mengapa kinerja bisnis kami dapat tetap tumbuh bagus meski pandemi masih terjadi,” tegas Bianto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma

Bagikan Artikel: