Bahkan, kedua fitur itu juga dapat mengidentifikasi apabila mobil terindikasi mengalami upaya pencurian, sehigga pemilik dapat menghubungi call center melalui bluelink untuk meminta penguncian mesin apabila mobil dicuri.
Berkenaan dengan kualitas, ia menuturkan meskipun, Hyundai Creta yang diproduksi di dalam negeri secara kualitas tidak perlu diragukan lagi.
"Pabrik kami di Delta Mas dilengkapi teknologi terkini dari Hyundai dan dibangun di lahan seluas 77.000 hektare. Ini sudah dipersiapkan semua, seperti aspek teknikal dan alih teknologi. Jadi, jangan khawatir dengan kualitas karena ada beberapa komponen yang diimpor dari Korea," jelasnya
Astrid menambahkan selain pasar lokal, Creta juga akan diproduksi lebih banyak untuk menyasar pasar ekspor, terutama untuk negara-negara Asean.
"Creta ini tidak hanya dijual di domestik saja, tapi akan menjadi salah satu basis untuk ekspor. Menurut saya tidak perlu khawatir karena semuanya sudah dipersiapkan," katanya.
Saat ini, kapasitas pabrik Hyundai Indonesia mampu memproduksi 150.000 unit dan kapasitas maksimumnya yakni hingga 25.000 unit.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Monumen Pahlawan Covid-19 Jabar
Adapun, Head of Regional Sales Departmen PT Hyundai Motors Indonesia, Budi Darmawan Jantania mengatakan bahwa minat terhadap produk Hyundai terus mengalami peningkatan, khususnya di Jabar. Sehingga, pihaknya optimis dapat meraup penjualan hingga 16 persen dari total penjualan nasional di kelas SUV B.
"Creta itu masuk di SUV B yang total kontribusinya 14-15 persen, di Bandung sendiri kontribusinya tahun 2021 mencapai 16 persen, jadi kita akan menyasar di segmen tersebut dengan target yang sama,” ungkapnya
"Di tahun 2021 kita sangat gembira, karena di atas target di awal tahun, target 2022 di kisaran 68-70.000 unit," sambungnya.
Dia menyebutkan, setidaknya ada dua daerah yang menjadi sasaran penjualan Hyundai Creta. Dari data yang dimiliki, dua daerah tersebut menjadi peminat utama dari produk Hyundai. Untuk harga Hyundai Creta sendiri dibanderol mulai dari Rp280-Rp400 juta (OTR Jabar).
"Tentunya Bandung (Bandung Raya), lalu Cirebon karena kota itu yang paling banyak kontribusinya,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Bayu Muhardianto