Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat! 2 Gejala Varian Omicron Ini Beda dengan Varian Delta

Catat! 2 Gejala Varian Omicron Ini Beda dengan Varian Delta Kredit Foto: Unsplash/Fusion Medical Animation
Warta Ekonomi, Washington -

Munculnya varian Omicron cukup mengkhawatir. Seorang dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menemukan varian baru virus corona itu melihat pasien hanya mengalami gejala ringan.

Tetapi, dokter juga mengatakan bahwa varian Omicron ini menimbulkan gejala yang tidak biasa. Bahkan, ada dua gejala varian Omicron yang berbeda dengan varian Delta.

Baca Juga: Profesor Ini Menduga Sudah Terjadi Penularan Omicron di Masyarakat tapi...

Dr Angelique Coetzee, yang menjalankan klinik swasta di Pretoria, mengatakan varian Omicron ini tidak menyebabkan kehilangan indera penciuman dan perasa serta masalah pernapasan, seperti yang terdeteksi pada varian Delta.

Dr Angelique Coetzee pun mengungkapkan dua gejala varian Omicron yang tidak biasa itu termasuk kelelahan dan detak jantung yang cepat.

"Kami memiliki satu kasus yang sangat menarik, seorang anak usia 6 tahun dengan suhu dan denyut nadi cepat karena terinfeksi varian baru virus corona tersebut. Kemudian, kondisi anak itu jauh lebih baik setelah 2 hari ditindaklanjuti," kata Dr Angelique Coetzee dikutip dari Express.

Menurut Dr Angelique Coetzee, gejala varian Omicron ini sangat berbeda dan ringan dibandingkan varian virus corona Covid-19 lain sebelumnya.

"Sebagian besar pasien mengalami gejala yang sangat ringan dan tidak ada pasien yang membutuhkan operasi," katanya.

Prof Lawrence Young, dari Warwick Medical School, mengatakan varian baru virus corona ini membawa banyak perubahan yang telah terlihat pada varian virus corona lainnya. Tapi, varian baru virus corona ini juga memiliki mutasi baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

"Beberapa mutasi mirip dengan perubahan yang pernah dilihat pada varian virus corona lainnya. Mutasi ini terkait dengan peningkatan transmisibilitas dan resistensi parsial terhadap kekebalan," kata Prof Lawrence Young.

Prof Lawrence Young mengatakan timnya masih membutuhkan penelitian laboratorium untuk menentukan antibodi yang diinduksi oleh vaksin Covid-19 mampu memblokir varian baru virus corona ini atau tidak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: