Bikin Cemas, Profesor Denmark Bilang Banyak Indikasi Omicron Lebih Dominan dari Delta
Sebanyak 183 kasus terkait varian Omicron baru telah ditemukan di Denmark sejauh ini, lonjakan yang nyata dalam hitungan hari, State Serum Institute (SSI) telah melaporkan.
Menurut direktur SSI Henrik Ullum, perkembangannya jelas salah arah.
Baca Juga: WHO Bilang Tidak Ada Skenario Kiamat, Bukan dengan Corona tapi Melawan Ancaman...
“Kami melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah terinfeksi Omicron di Denmark. Sekarang ada rantai infeksi yang sedang berlangsung di mana infeksi terlihat di antara orang-orang yang belum bepergian atau memiliki hubungan dengan pelancong”, kata Ullum kepada TV2, dikutip Sputnik News.
Menurut Henrik Ullum, pekerjaan intensif sekarang sedang dilakukan untuk memperlambat perkembangan dengan deteksi laboratorium yang cepat dari strain virus sesegera mungkin.
Sementara masih ada sejumlah pertanyaan yang belum terjawab tentang jenis baru, seperti seberapa menularnya dan apakah vaksin saat ini cukup efektif, direktur SSI menyatakan bahwa "sangat penting" bahwa lebih banyak orang mendapatkan vaksinasi.
"Kekebalan yang tinggi membuat masyarakat kita lebih tahan jika infeksi Omicron meningkat lebih lanjut", kata Ullum kepada TV2.
Menurut Allan Randrup Thomsen, seorang profesor virologi eksperimental di Universitas Kopenhagen, ada banyak indikasi bahwa jenis Omicron lebih menular daripada Delta, yang sebelumnya dianggap paling berbahaya.
"Tampaknya menyebar lebih banyak, dan tampaknya lebih mudah menyebar ke orang yang sebelumnya terinfeksi", kata Randrup Thomsen. Namun, pada saat yang sama, ahli virologi menekankan bahwa perjalanan penyakitnya tidak separah Delta.
Allan Randrup berpendapat bahwa Omicron pada akhirnya akan menjadi strain COVID yang dominan, tetapi menolak untuk memprediksi kapan tepatnya itu akan terjadi.
Pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, varian Omicron telah mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk meluncurkan peningkatan pembatasan perjalanan dan mengambil langkah-langkah kesehatan masyarakat tingkat lanjut.
Antara lain, banyak negara telah menutup perbatasannya untuk penumpang asing yang datang dari negara-negara Afrika terlepas dari apakah mereka memiliki sertifikat vaksinasi penuh atau pemulihan dari COVID-19.
Karena strain Omicron telah mencapai beberapa negara Eropa, dengan angka infeksi yang meningkat, para peneliti telah memperingatkan bahwa itu bisa lebih berbahaya dan resisten terhadap vaksin karena jumlah mutasi yang lebih besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: