Gelar Muhibah Pikat Amerta (Gempita) Budaya menjadi bukti bahwa hubungan persaudaraan Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Daerah Istimewa Yogyakarta makin erat dan hangat. Acara yang digelar di pelataran Jalan Diponegoro (Depan Gedung Sate) tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Seluruh pengisi acara hingga tamu VIP telah menjalani swab test antigen dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dalam pagelaran tersebut ditampilkan tarian sakral, yaitu tari Bedhaya Sapta dan Beksan Menak Kakung Umarmaya-Umarmadi yang untuk kali pertama dipentaskan di luar Keraton. Bedhaya Sapta yang merupakan tarian Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan ditarikan oleh tujuh penari perempuan ini memiliki akhir cerita terjalinnya hubungan antara utusan Mataram dan tlatah Pasundan.
Baca Juga: Badan Intelejen Negara Jabar Lakukan Vaksinasi bagi 7.150 Orang di Wilayah Pelosok
Sementara, Beksan Menak Kakung Umarmaya-Umarmadi merupakan tarian Yasan Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memiliki gerak tari yang terinspirasi dari Wayang Golek.
"Tadi ada tarian-tarian yang inspirasinya dari serat Pasundan dari kitab Pasundan, dan juga tarian yang datang inspirasinya dari Wayang Golek, sehingga menandakan betapa dalamnya hubungan antara Jabar dan Jawa ini secara sejarah," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil kepada wartawan di Depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (7/12/2021) malam.
"Saya sangat berbahagia malam ini, di tengah suasana yang hening dan khidmat ini terjalin hubungan yang makin erat makin luar biasa antara Provinsi Jabar dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta," sambungnya.
Emil mengungkapkan bahwa pohon yang berada di Alun-alun Utara Yogyakarta bibitnya berasal dari Jabar. Hal itu memperlihatkan bahwa persahabatan Jabar-Yogyakarta sudah terjalin sejak dulu. "Ada pohon dari Tanah Pasundan yang ditanam di Alun-alun Utara Yogyakarta itu salah satu menandakan bahwa persahabatan sudah datang sejak dulu," ujarnya.
Saat ini, Pemda Provinsi Jabar dan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta berkomitmen melakukan kerja sama yang lebih konkret di bidang pariwisata, ekonomi, dan pendidikan. "Di era hari ini tentu akan kita tingkatkan pada kerja sama yang lebih konkret di bidang pariwisata, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain," ujarnya.
Emil pun mengapresiasi kehadiran Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang bersedia hadir ke Jabar untuk mempererat tali persaudaraan. Pesan yang dapat dijadikan pelajaran dari kerja sama Jabar-Yogyakarta, menurut Emil, adalah memotivasi semua pihak untuk terus bersatu dan mengurangi pertengkaran karena perbedaan.
"Pesannya adalah inilah yang harus diperbanyak antardaerah, di suasana kebangsaan kita yang bising oleh pertengkaran yang sifatnya tidak fundamental sehingga media juga perlu memotivasi persahabatan-persahabatan yang fundamental seperti ini," ungkapnya.
Senada, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai, Gempita Budaya dapat memperlihatkan betapa eratnya hubungan Jabar-Yogyakarta.
"Momentum yang sudah ada kami mencoba membuka sejarah yang pernah terjadi dan sudah dilakukan oleh para leluhur kami di dalam hubungan dengan Jawa Barat, khususnya Padjadjaran," ungkapnya.
Sri Sultan Hamengkubuwono X pun mengatakan, kerja sama kedua provinsi tersebut sebagai lorong pembuka yang bisa menjadi peristiwa besar sehingga menghasilkan sinergi dua daerah yang dapat bermanfaat bagi Indonesia.
"Semoga saja dari peristiwa yang sudah terjadi ini kita bisa membangun sinergi yang lebih bermanfaat bagi Republik ini," katanya.
"Semoga saja hubungan antarprovinsi, khususnya Jogja dan Jabar ini bisa kita dasari juga dengan peristiwa sejarah yang tadi sudah kami ungkapkan ini, bisa diisi dengan peristiwa sejarah dalam memberikan kontribusi bagi Republik Indonesia yang kita cintai," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum