Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Buka-bukaan Angka Korupsi di Indonesia, Soroti Ranking yang Miris: Perlu Diperbaiki!

Jokowi Buka-bukaan Angka Korupsi di Indonesia, Soroti Ranking yang Miris: Perlu Diperbaiki! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia masih berada di rangking 102 dari 180 negara di Asia.

Karena itu, Jokowi meminta penegak hukum termasuk KPK bekerja keras memperbaiki Indeks Persepsi Korupsi.

"Indonesia masih di ranking 102. ini yang memerlukan kerja keras kita untuk memperbaiki indeks persepsi korupsi kita bersama-sama," ujar Jokowi saat di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: Wah! Pujian Setinggi Langit Ketua Umum PBNU ke Presiden Jokowi: Saya Punya Ide Beri Gelar Bapak...

Mantan Gubernur DKI Jakarta menuturkan, jika dibandingkan dengan negara- negara Asia Tenggara, rangking Indeks Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2020 harus diperbaiki.

Ia mencontohkan, Singapura yang berada di peringkat ketiga. Lalu Brunei Darussalam berada di peringkat 35 dan Malaysia berada di peringkat 57.

"Kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, ranking indeks persepsi korupsi kita di tahun 2020 juga masih perlu kita perbaiki lagi. Singapura ini ranking ketiga, Brunei Darussalam ranking 35. Ini di Asia, bukan di Asia Tenggara. Ini dari 180 negara Singapura sekali lagi ranking ketiga, Brunei Darussalam ranking 35, Malaysia ranking 57," ucap dia.

Namun, kata Jokowi, ada perkembangan yang menggembirakan. Berdasarkan data BPS mengenai indeks perilaku antikorupsi di masyarakat yang terus naik dan membaik.

"Tahun 2019 berada di angka 3,7, tahun 2020 di angka 3,84, tahun 20211 di angka 3,88, artinya semakin tahun semakin membaik," tutur Jokowi.

Jokowi melanjutkan, pemberantasan korupsi tidak boleh terus identik dengan penangkapan, namun harus mengobati akar masalah. Pencegahan kata dia merupakan langkah yang lebih fundamental.

"Pemberantasan korupsi tidak boleh terus-terusan identik dengan penangkapan, pemberantasan korupsi harus mengobati akar masalah. Pencegahan merupakan langkah yang lebih fundamental dan kalau korupsi berhasil kita cegah maka kepentingan rakyat terselamatkan," tutur dia.

Baca Juga: Hasil Survei Menunjukkan Prabowo dan Puan Maharani Jadi Pasangan Terkuat dalam Bursa Pilpres 2024

Selain itu kata Jokowi dukungan masyarakat dan pemberantasan korupsi juga harus dimanfaatkan.

" Penanaman budaya anti korupsi sejak dini juga merupakan bagian penting dari pemberantasan korupsi, membangun kesadaran diri adalah kunci mental anti korupsi," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: