Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diplomat Top China: Taiwan Seperti Pengembara yang Pasti akan Pulang Kembali

Diplomat Top China: Taiwan Seperti Pengembara yang Pasti akan Pulang Kembali Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menghadiri konferensi para menteri luar negeri G20 melalui tautan video di Beijing, 29 Juni 2021. | Kredit Foto: Xinhua
Warta Ekonomi, Beijing -

Seorang diplomat tinggi China pada Senin (20/12/2021) mengatakan Taiwan adalah "pengembara" yang akhirnya akan pulang. Menurutnya, Taipei juga bukan sebuah bidak catur untuk dimainkan. 

"Taiwan adalah pengembara yang pada akhirnya akan pulang, bukan bidak catur untuk digunakan oleh orang lain. China harus dan akan dipersatukan kembali," kata Wang Yi, mantan kepala Kantor Urusan Taiwan China, dilansir Reuters.

Baca Juga: Parlemen Prancis Terbang ke Taiwan di Tengah Panasnya Hubungan dengan China

Berbicara di Beijing, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri itu mengatakan bahwa penyebab ketegangan saat ini adalah upaya pemerintah Taiwan untuk "mengandalkan Amerika Serikat untuk kemerdekaan". Selain itu, AS dan negara-negara lain mencoba untuk "menggunakan Taiwan untuk mengendalikan China".

“Tindakan sesat inilah yang telah mengubah status quo dan merusak perdamaian di Selat Taiwan, melanggar konsensus komunitas internasional dan norma-norma dasar hubungan internasional,” tambahnya.

China mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, dan dalam dua tahun terakhir telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan klaim kedaulatannya, membuat marah Taipei dan keprihatinan mendalam di Washington.

Untuk menanggapi ini, China telah mengambil "tindakan balasan yang kuat" untuk "mengejutkan arogansi" dari mereka yang mencari kemerdekaan formal Taiwan, katanya.

Dewan Urusan Daratan Taiwan, yang menyusun kebijakan tentang China, mengatakan sebagai tanggapan bahwa pulau itu tidak pernah menjadi bagian dari Republik Rakyat China.

"Ini bukan pengembara atau bidak catur," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters.

"Hanya 23 juta orang Taiwan yang memiliki hak untuk memutuskan masa depan Taiwan, dan sama sekali tidak akan menerima jalan yang ditetapkan oleh sistem politik otokratis."

China sangat marah dengan dukungan untuk Taiwan dari AS, pendukung internasional terpenting dan pemasok senjata pulau itu meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal.

Pemerintah Taiwan telah berulang kali mengecam tekanan China, dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan menyerah pada ancaman.

Pemerintah Republik China  yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan Komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: