Adapun rancangan desain dari Abdimas FIK Tel-U antara lain mendesain salah satu placemaking di desa wisata Rancakalong. Desain kawasan hijau ini terbagi ke dalam tiga section. Section A yang merupakan area pintu masuk dan dan area kesenian terletak di sebelah kanan kawasan. Section B adalah area hijau, sedangkan Section C adalah area panggung dengan ramp.
Struktur bangunan pada kawasan ini tidak lebih dari satu per tiga dari area hijau. Area terbuka diusulkan agar segala kegiatan yang biasa dilaksanakan di area ini tetap dapat terakomodasi dengan baik. Dilihat pula dari kawasan sekitar yang merupakan area sawah dengan pemandangan yang sangat indah, maka kawasan dengan desain terbuka seperti ini dianggap paling tepat.
Setelah konsep desain yang dicanangkan untuk pintu masuk tersebut matang, beberapa referensi bentuk diambil dan digunakan untuk pembuatan rancangan bentuk gate. Salah satunya adalah gate karya Gijs Van Vaerenbergh yang berlokasi di Belgia. Bentuk desain gate yang sederhana ini dipilih untuk merangkai keindahan alam desa Rancakalong.
Hendi menyebutkan dengan adanya intervensi desain pada objek perancangan pada kegiatan pengabdian ini, identitas dari masyarakat setempat serta desa wisata Rancakalong dan secara keseluruhan menjadi positioning statement dari Kabupaten Sumedang sebagai Puseur Budaya Sunda seperti yang dicanangkan.
Melalui kegiatan pengabdian ini, FIK turut serta dalam aplikasi dari pariwisata pentahelix yang dimana akademisi memiliki peran penting untuk membuat dan menguji model bisnis dari pariwisata.
Adanya kerja sama dan kesediaan desa wisata ini juga untuk membukakan pintu kepada pihak akademisi menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu objek penelitian.
"Maka, terbukalah peluang baru di dunia akademik untuk lebih dalam meneliti kebudayaan Sunda dan implementasinya pada masyarakat luas," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: