Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantan Bos Intelijen Kazakhstan yang Dipecat Berhasil Ditangkap karena Pengkhianatan

Mantan Bos Intelijen Kazakhstan yang Dipecat Berhasil Ditangkap karena Pengkhianatan Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Almaty -

Mantan kepala badan intelijen dalam negeri Kazakhstan telah ditangkap dengan tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.

Penahanan atas Karim Massimov itu diumumkan pada Sabtu (8/1/2022) oleh Komite Keamanan Nasional Kazakhstan. Komite itu sebelumnya dipimpin oleh Massimov hingga pemecatannya pekan ini. 

Baca Juga: Kerusuhan Mematikan Kazakhstan: Total 164 Orang Mati di Tempat Termasuk 16 Polisi

Sebelum dicap 'makar', Masimov dikenal sebagai sekutu dekat mantan presiden Nursultan Nazarbayev. Pria 81 tahun itu telah dua kali menjadi perdana menteri. Dia juga tercatat pernah menjabat sebagai sebagai kepala administrasi kepresidenan di bawah pemimpin garis keras.

Pihak berwenang mengatakan bahwa tidak hanya Masimov yang ditahan, tetapi beberapa pejabat lain juga telah ditangkap. 

Penangkapan Massimov, bagaimanapun, telah memicu desas-desus tentang perebutan kekuasaan di pemerintah Kazakhstan.

Minggu ini Presiden Kassym-Jomart Tokayev juga mencopot Nazarbayev dari perannya sebagai kepala Dewan Keamanan yang berpengaruh. Tokayev lalu mengangkat dirinya sendiri sebagai gantinya.

Nazarbayev sendiri belum muncul ke publik sejak awal protes dan juga tidak bereaksi langsung terhadap berita penangkapan Masimov.

Sementara, dilaporkan bahwa sebagian besar kemarahan para demonstran tampaknya ditujukan kepada Nazarbayev, yang memerintah Kazakhstan selama 29 tahun. Ini terbukti ketika para pengunjuk rasa ikut merobohkan patung perunggu dirinya selama kerusuhan, seperti yang terlihat dalam tweet oleh jurnalis Peter Leonard.

Seperti diwartakan DW, berita pemecatan dan penangkapan Massimov muncul usai kerusuhan mematikan akibat demo lonjakan bahan bakar. Setidaknya lusinan orang yang dianggap 'teroris' telah dikonfirmasi tewas dalam protes anti-pemerintah di Kazakhstan.

Namun, dilaporkan BBC, bahwa pihak berwenang sekarang tampaknya kembali menguasai kota terbesar Almaty. Pada Jumat (7/1/2022), Presiden Tokayev juga menyatakan bahwa tatanan konstitusional di Kazakhstan telah 'dipulihkan', dengan kehadiran pasukan penjaga perdamaian dari Rusia dan beberapa negara bekas Soviet lainnya. 

Namun, menurut Tokayev, serangan 'teroris' masih terjadi di beberapa tempat. Dia membuat komentar itu dalam panggilan telepon dengan mitra Rusia, Presiden Vladimir Putin, yang telah mengirim ratusan tentaranya ke Kazakhstan minggu ini.

Diketahui, dalam kerusuhan yang baru-baru ini terjadi, Tokayev kekeh menyalahkan 'teroris' yang dilatih asing sebagai biang keladi. Akan tetapi, sampai saat ini, Tokayev tak kunjung memberi bukti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: