Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rebut Pasar Kopi Dunia, LPEI Gencarkan Desa Devisa Khusus Kopi

Rebut Pasar Kopi Dunia, LPEI Gencarkan Desa Devisa Khusus Kopi Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank gencar mengembangkan program Desa Devisa khusus kopi guna memenuhi permintaan dan harga kopi dunia yang mulai mengalami kenaikan. Adapun program ini telah dimulai di Kabupaten Subang sejak Juli 2021.

Direktur Bisnis II Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Maqin U. Norhadi mengatakan, untuk menggerakkan ekspor nasional, pihaknya sudah mendorong pengembangan bisnis kopi sejak tahun lalu.

Selain di Subang, kata dia, LPEI juga mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi. Pasalnya LPEI mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik seperti kopi organik sangat cerah pasarnya. Baca Juga: Dapat PMN, LPEI Janji Bakal Kembangkan Ekspor Nasional

"Tahun ini, ditargetkan kopi organik jenis java ijen dapat mulai diekspor untuk memenuhi pasar Jepang. Desa-desa di kawasan ini menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada tahun 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar 100 desa melalui program Desa Devisa tersebut," ujar Maqin di Jakarta, Senin (10/1/2022).

Dia bilang, langkah ini juga sebagai bentuk inovasi dan kreativitas LPEI seperti yang diamanatkan Kementerian Keuangan. Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi.

"Kita dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun agregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," kata Sri Mulyani.

Asal tahu saja, permintaan kopi dunia saat ini berangsur naik setelah hampir dua tahun menurun akibat dampak pandemi global. Memasuki tahun 2021, permintaan kopi dunia sudah menunjukkan tren menggembirakan. Nilai ekspor kopi Indonesia rebound ditopang oleh kenaikan harga kopi dunia.

Pertumbuhan nilai kopi masih minus yaitu sebesar -1,9% pada periode kumulatif Januari - Oktober 2021, namun relatif membaik dari minus 6,9% di tahun 2020. Porsi ekspor terbesar yaitu jenis kopi tidak disangrai (98,51%) dengan pertumbuhan nilai ekspornya -7,22% yoy (year on year) pada tahun 2020.

Sementara berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia di tahun 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi. Apalagi, pasarnya juga semakin luas. Baca Juga: Kopi Indonesia Siap Ekspor ke Mesir, Potensi Transaksinya Lumayan

Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang saja mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi. Padahal, pasar tradisional kopi seperti AS, Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus membesar. Para eksportir kopi nasional ini, berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: