Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalani Tahun, Ini yang Akan Dilakukan Bulog pada 2022

Jalani Tahun, Ini yang Akan Dilakukan Bulog pada 2022 Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso mengatakan beberapa progran yang akan dilakukan Bulog untuk menjaga stabilitas stok pangan di masyarakat. Budi merencanakan pengadaan komoditas pangan lainnya yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan komersial di perusahaan dan kemampuan penjualan.

"Bulog akan melaksanakan stabilisasi harga di tingkat hilir dengan melakukan kegiatan KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) dan kegiatan komersial melalui penjualan beras komersial dan komoditas pangan lainnya selain beras," ujar Budi dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI, Senin (17/1/2022).

Baca Juga: Bulog Waspadai Kenaikan Beras pada Awal Tahun 2022

Untuk itu, Budi menyatakan bahwa dirinya bersama jajaran Bulog akan berkomitmen menjaga ketahanan pangan nasional.

"Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan dukungan terutama dalam mendorong terciptanya kebijakan pangan terintegrasi dari hulu sampai hilir demi wujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan di negeri ini," ujarnya.

Selain itu, sebagai operator stabilisasi pangan berkonsentrasi untuk menyerap hasil produksi petani atau petani dalam negeri secara optimal. "Terutama pada saat produksi mengalami surplus, hal ini bertujuan untuk stabilisasi harga gabah atau beras yang berlebihan di tingkat hulu pada saat panen," jelasnya.

Berdasarkan olahan data BPS dan pengamatan di lapangan, diperkirakan produksi terjadi di bulan Februari Maret 2022 dengan asumsi bahwa surplus produksi adalah sasaran utama serapan Bulog.

"Potensi beras yang dapat diserap pada masa triwulan 1 2022 sebanyak 4,14 juta ton beras," ujarnya.

Berdasarkan laporan lapangan, disebutkan beberapa mitra penggilingan mulai mengumpulkan kembali stok berasnya dengan rencana pengisian pasokan pada Januari hingga Februari 22 sambil menunggu panen raya.

"Berakhirnya tahun Anggaran 2021 sehingga banyak program pemerintah yang diakumulasikan pada Desember 2021 menyebabkan tingginya peredaran uang di masyarakat dan tingginya permintaan beras," ujarnya.

Budi mengatakan, 4,14 juta ton beras tersebut ideal untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan yang menjadi produsen beras terbesar selama Triwulan I/2022 adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: