- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Jokowi Ngomel Impor Elpiji Capai Rp80 Triliun, Erick Thohir Nimpalin: Beda Sama Malaysia yang Ekspor
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyayangkan hingga saat ini masih ada pihak yang sudah nyaman dengan impor dan tidak memikirkan kepentingan yang lebih besar, yaitu negara dan rakyat.
“Memang duduk di zona nyaman itu paling enak, sudah rutinitas terus impor, impor, impor, impor, nggak berpikir bahwa negara itu dirugikan, rakyat dirugikan karena nggak terbuka lapangan pekerjaan,” tegas Jokowi kala melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, pada Senin (24/1/2022).
Baca Juga: Proyek Pabrik DME Bakal Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja, Jokowi: Itulah Mengapa Saya Kejar Terus
Pernyataan Jokowi tersebut berkaitan dengan impor elpiji yang mencapai Rp80 triliun. “Impor kita elpiji itu gede banget, mungkin Rp80-an triliun dari kebutuhan Rp100-an triliun. Impornya Rp80-an triliun. Itu pun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya juga sudah sangat tinggi sekali. Subsidinya antara Rp60 sampai Rp70 triliun,” ujar Jokowi.
Padahal, lanjut Jokowi, Indonesia memiliki bahann baku batu bara yang bisa diubah menjadi dimetil eter (DME).
“Pertanyaan saya apakah ini mau kita teruskan? Impor terus? Yang untung negara lain, yang terbuka lapangan pekerjaan juga di negara lain, padahal kita memiliki bahan bakunya, kita memiliki raw material-nya yaitu batu bara yang diubah menjadi DME. Hampir mirip dengan elpiji,” lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri