Kabupaten Gunungkidul kini memiliki gedung fasilitas layanan yang representatif. Pembangunan gedung yang baru ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) fisik bidang pendidikan subbidang perpustakaan senilai Rp10 miliar yang dikucurkan pemerintah pusat.
Kepala Perpustakaan Nasional (RI), Muhammad Syarif Bando, mengatakan bahwa kehadiran perpustakaan merupakan wujud dari keberpihakan pemerintah pusat dalam menyiapkan insfrastruktur pelayanan dasar. Selain itu, hal ini merupakan upaya mempercepat capaian target nasional dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Baca Juga: Komisi X DPR RI Apresiasi Kinerja Perpustakaan Nasional
"Bangunan tiga lantai ini merupakan suatu monumental untuk Kabupaten Gunungkidul, dalam mempercepat agenda nasional dalam rangka meningkatkan kualitas SDM," ujar Syarif Bando, usai meresmikan Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Kabupaten Gunungkidul pada Selasa, (25/1/2022).
Syarif Bando menambahkan, masyarakat Indonesia masih terkendala oleh bahan bacaan yang terbatas. Hal ini berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Perpusnas di 34 Provinsi dan 220 Kabupaten/Kota pada tahun 2019. Kajian menunjukkan bahwa satu buku ditunggu 90 orang. Padahal, standar yang ditetapkan UNESCO, idealnya, setiap orang, ada tiga buku baru per tahun.
"Karena manifesto IFLA, memandatori bahwa bangku terakhir dari orang yang sudah keluar dari pendidikan formal adalah perpustakaan," katanya.
Untuk itu, pihaknya mendorong para ilmuwan dan akademisi agar ilmu yang dimiliki dapat dituangkan dalam penulisan karena masyarakat memerlukan buku-buku ilmu terapan. "Di sini, kita menjadi penggerak untuk mendorong masyarakat agar memercayai bahwa transfer ilmu pengetahuan, dari teori dan praktik, hanya satu jalannya, yakni membaca," lanjutnya.
Senada, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengakui bahwa literasi berperan penting dalam menghadapi perkembangan global. Menurutnya, tidak adanya penciptaan teknologi baru tanpa adanya literasi.
"Literasi menjadi sangat penting, yang pada akhirnya dapat memberikan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.
Dengan adanya gedung fasilitas layanan perpustakaan ini, Sunaryanta berharap SDM di Kabupaten Gunungkidul akan makin maju. "Perubahan akan terjadi manakala kita tidak puas, dan ketidakpuasan itu hendaknya didasari dengan adanya literasi itu, sehingga perubahan ke depan akan lebih baik," harapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati, mengungkapkan, perpustakaan memiliki daya dukung untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Pada tahun 2020, IPP secara nasional turun menjadi 51,00. Ini disebabkan pandemi Covid-19 yang berdampak pada salah satu sektor domain IPP, yakni sektor kesempatan kerja.
"Di tahun 2020 IPP nasional turun, dimungkinkan karena saat itu kita terserang pandemi Covid-19. Di mana kesempatan bekerja, para buruh yang ada di perusahaan mengalami penurunan kesempatan kerja, termasuk dirumahkan," ungkapnya.
Sesungguhnya dengan modal SDM dan situasi pandemi saat ini, lanjutnya, justru membuka ruang kesempatan kerja. "Karena Perpusnas maupun perpustakaan daerah memiliki daya dukung untuk meningkatkan IPP, yang merupakan salah satu kunci indikator keberhasilan pembangunan nasional kita melalui peningkatan SDM," lanjutnya.
My Esti mencontohkan, banyaknya anak muda yang meningkatkan perekonomian dengan menjadi YouTuber maupun berwirausaha dengan memanfaatkan berbagai ruang di marketplace. "Saya mohon ada ruang-ruang di perpustakaan daerah dengan membuat kegiatan yang menarik anak muda, seperti bedah buku cara promosi lewat media online," katanya.
Peresmian gedung fasilitas layanan perpustakaan ini dirangkaikan dengan Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat dengan tema "Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional", dilanjutkan pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Gunungkidul Diah Purwanti Sunaryanta periode 2022-2024, dan pengukuhan 18 Bunda Literasi Kapanewon (kecamatan) se-Kabupaten Gunungkidul.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara Perpusnas dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gunung Kidul (UGK), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum