Pembangunan Underpass Cimahi ditargetkan beroperasi pada Februari 2022. Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, mengatakan bahwa saat ini progres pembangunan Underpass Cimahi sudah mencapai 99%.
"Kunjungan monitoring dan inspeksi kali ini untuk melihat progres pembangunan underpass Cimahi dan berharap segera bisa berfungsi," kata Bambang usai melakukan inspeksi underpass Cimahi yang didampingi Kepala UPTD I Cianjur, Yudha Tamtama, dan Kepala UPTD III Bandung, Ruhiyat, Kamis (3/2/2022).
Baca Juga: Resmikan Sejumlah Infrastruktur, Jokowi Berharap Wisata Danau Toba Meningkat
Pada kegiatan tersebut, rombongan diterima Kepala Dinas PUTR Kota Cimahi. Rombongan pun melakukan dialog dengan penyedia jasa (kontraktor) dan konsultan mengenaj persoalan di lapangan.
Bambang menjelaskan, pembangunan underpass di Cimahi yang menghubungkan Jl. Sriwijaya dengan Rumah Sakit Dustira ini akan mengurai kemacetan di kawasan tersebut. "Pihak penyedia jasa sendiri memberikan keterangan saat ini pembangunan Underpass Cimahi sudah mencapai 99 persen," ungkap Bambang.
Dia menambahkan, keberadaan jembatan yang menghubungkan Nanjung-Baros menuju Leuwigajah yang berdiri di atas ruas jalan tol Purbaleunyi km 27 sangat dinantikan masyarakat. Pasalnya, bertahun-tahun titik persimpangan tersebut menjadi sumber kemacetan akibat banyaknya kendaraan yang melintas.
Pembangunan Underpass Cimahi yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki panjang 600 meter dan lebar 9 meter. "Diharapkan bisa mengurai kemacetan di kawasan ini," ujarnya.
Salah seorang warga Cibeber, Kota Cimahi, Santa (53), menceritakan, jembatan tersebut menjadi solusi kemacetan yang kerap dirasakannya. Sebagai sopir ojek konvensional yang sehari-hari mangkal tepat di depan jembatan tersebut, dia memahami betul kondisi lalu lintas sebelum adanya jembatan sepanjang 47,8 meter tersebut.
"Sebelumnya kan jembatan hanya satu, sedangkan kendaraan yang melintas sangat banyak dari tiga arah. Jadi setiap pagi dan sore di sini jadi penyebab kemacetan, kadang siang juga macet," ungkapnya.
Kemacetan yang sebelumnya terjadi, lanjut Santa, makin parah saat tidak ada polisi lalu lintas yang bertugas. "Kalau tidak ada polisi yang ngatur, di sini makin macet, (pengendara) pada enggak mau ngalah," katanya.
Dia pun mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang membangun jembatan tersebut untuk mengurai kemacetan. "Saya ucapkan terima kasih, sebelumnya jembatan ini diresmikan juga Pak Ridwan Kamil," ujarnya.
Senada, Amas (55), warga Jalan Kerkof, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi mengatakan bahwa sebelum ada jembatan tersebut, dia harus menempuh waktu sekitar 20 menit untuk menuju Cimindi yang berjarak sekitar 3 km dari rumahnya.
"Apalagi kalau pagi dan sore. Pagi macetnya dua kali, jam 8 dan jam 9, sore jam 3 sampai jam 6," katanya.
Setelah adanya jembatan tersebut yang mulai dibuka sejak akhir tahun kemarin, Amas hanya perlu waktu sekitar 9 menit untuk menuju Cimindi tempatnya bekerja. "Setelah ada jembatan ini, kemacetan di sini jauh berkurang karena jembatannya ada dua," ujarnya.
Dia pun mengapresiasi pembangunan jembatan yang sudah lama dinantikan warga sekitar. "Terima kasih Pak Gubernur yang sudah memprioritaskan jembatan ini untuk dibangun," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: