Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siap-siap! Sekutu Timur Tengah bakal Kebanjiran Jet Tempur dan Alat Perang dari Amerika

Siap-siap! Sekutu Timur Tengah bakal Kebanjiran Jet Tempur dan Alat Perang dari Amerika Kredit Foto: AP Photo/Johnson Lai
Warta Ekonomi, Washington -

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui beberapa penjualan senjata potensial ke sekutu Timur Tengah termasuk Yordania, Uni Emirat Arab dan Kerajaan Arab Saudi, kata Pentagon, Kamis (3/2/2022).

Persetujuan tersebut termasuk kemungkinan penjualan jet tempur F-16 dan peralatan terkait ke Yordania dengan perkiraan biaya 4,21 miliar dolar AS (Rp 60,5 triliun), kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Terkuak Jerman Incar Jet Tempur F-35 Lockheed Martin dan Inilah Alasannya

Ada peningkatan serangan roket dan pesawat nirawak (drone)di Uni Emirat Arab dalam beberapa pekan terakhir. Departemen Luar Negeri menyetujui permintaan Yordania untuk 12 jet tempur F-16 C Block 70, alat penjejak sasaran berbasis gelombang radio dan komponen amunisi terkait termasuk peranti ekor peluru kendali. 

Kontraktor utama untuk jet tersebut adalah Lockheed Martin Corp. Arab Saudi diizinkan untuk membeli 31 Terminal Volume Rendah Sistem Distribusi Informasi Multifungsi (MIDS-LVT) seharga 23,7 juta dolar AS (Rp 340 miliar) untuk meningkatkan sistem pertahanan misilnya.

Terminal MIDS-LVT yang diusulkan akan dipasang di platform Pertahanan Udara (Terminal High Altitude Air Defense/THAAD) Kerajaan, sedangkan terminal MIDS-LVT (BU1) yang disediakan sebelumnya dipasang pada sistem pertahanan rudal PATRIOT, kata Pentagon.

Uni Emirat Arab disetujui untuk membeli suku cadang dan perbaikan senilai 30 juta dolar AS (Rp 432 miliar) untuk sistem pertahanan rudal Homing All the Way Killer (HAWK).

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan pada Kamis.

Meskipun disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: