Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Capai NZE 2060, Ini Biaya yang Diperlukan PLN

Capai NZE 2060, Ini Biaya yang Diperlukan PLN Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) membutuhkan investasi hingga 600 miliar dollar AS untuk dapat mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan perlu adanya trade off untuk melakukan transisi energi untuk mencapai NZE.

Baca Juga: Capt. Marcellus Hakeng: Kreasi Solutif PLN Siasati Letak Geografis Indonesia Patut Diapreasiasi

"Dibutuhkan suatu kapasitas daya yang cukup besar di 2060 yang membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. Kalau kami memperkirakan akan mencapai 500 sampai 600 miliar dolar AS," ujar Evy dalam diskusi virtual yang dikutip Selasa (8/2/2022).

Evy mengatakan dalam waktu terkini rencana NZE 2060 sudah tertera dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021–2030 telah ditetapkan kebutuhan pembangkit listrik tenaga EBT base load sebesar 1,1 gigawatt (GW).

Sebagaimana diketahui pembangkit listrik tenaga EBT base load tersebut merupakan pembangkit listrik energi terbarukan yang mampu menggantikan pembangkit fosil dengan biaya pokok produksi (BPP) lebih murah, dan dapat beroperasi selama 24 jam.

Apabila pemerintah menggunakan pembangkit intermiten, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), maka diperlukan Battery Energy Storage System(BESS) untuk memastikan daya listrik terus mengalir selama 24 jam.

“Tantangannya bagaimana kita bisa mengganti energi fosil seharga 6 – 8 sen Dollar AS per kWh dengan energi PLTS + BESS sekitar 18–21 sen Dollar AS per kWh,” ujarnya.

Melihat selisih harga yang cukup besar, Evy mengatakan perlu adanya  inovasi teknologi agar harga PLTS + BESS dapat bersaing dengan PLTU pada kisaran 6- 8 sen dollar AS per kWh.

Untuk mengejar hal tersebut, saat ini PLN sedang mengkaji sejumlah teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

Perlahan, harga teknologi di pasar global juga terus mengalami penurunan, mulai dari carbon capture and storage hingga hidrogen.

“Diharapkan teknologi ini semakin murah diimplementasikan dalam sistem. Hal lain bagaimana mendorong tumbuhnya beban baru terkait pemanfaatan energi listrik," tutupnya.

 

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: