Kaki-kaki Amerika Kian Kokoh di Asia Pasifik, China Sebentar Lagi Dibuat Tak Berdaya karena...
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian menanggapi pertanyaan tentang kunjungan Blinken dengan serangan panjang terhadap demokrasi Amerika dan pembelaan atas kontribusi China terhadap tatanan global.
“Dengan apa yang disebut demokrasi telah runtuh sejak lama, AS memaksa negara-negara lain untuk menerima standar demokrasi Amerika, menarik garis dengan nilai-nilai demokrasi dan menyatukan klik. Itu adalah pengkhianatan total terhadap demokrasi,” kata Zhao kepada wartawan pada briefing harian.
Baca Juga: China Harus Ingat Amerika Terlibat dan Aktif di Indo-Pasifik di Tengah Invasi Rusia
Zhao mengatakan China “mencari perdamaian dan pembangunan, mempromosikan kerja sama, mempromosikan pembangunan sistem keamanan yang setara, terbuka dan inklusif di kawasan Asia-Pasifik yang tidak menargetkan negara ketiga.”
“Kami menentang pembentukan klik eksklusif dan pembentukan kelompok di dalam kelompok, serta menciptakan konfrontasi antar kubu,” katanya.
Blinken juga diharapkan untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh kemitraan yang berkembang antara Rusia yang otoriter dan China, terutama setelah pertemuan hari Minggu di Beijing antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
AS berharap pertemuan Xi-Putin akan menunjukkan kewaspadaan China tentang penumpukan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. Sebaliknya, ketika China semakin menegaskan tekadnya untuk menyatukan kembali pulau Taiwan dengan daratan, Xi sebagian besar diam tentang masalah tersebut.
“Pertemuan itu seharusnya memberi China kesempatan untuk mendorong Rusia melakukan diplomasi dan de-eskalasi di Ukraina. Itulah yang diharapkan dunia dari kekuatan yang bertanggung jawab,” kata Kritenbrink.
Jika Rusia menginvasi Ukraina dan “China melihat ke arah lain, itu menunjukkan bahwa China bersedia untuk mentolerir atau diam-diam mendukung upaya Rusia untuk memaksa Ukraina bahkan ketika mereka mempermalukan Beijing, membahayakan keamanan Eropa, dan membahayakan perdamaian global dan stabilitas ekonomi.”
Para pejabat AS telah mencatat bahwa Rusia sebelumnya melakukan aksi militer terhadap bekas republik Soviet selama Olimpiade yang diselenggarakan Beijing ketika bergerak melawan Georgia selama Olimpiade Musim Panas 2008.
AS dan sekutunya telah berbicara dengan tegas tentang kebijakan China terhadap Taiwan, Tibet, Hong Kong, wilayah barat Xinjiang, dan Laut China Selatan. Mereka menuduh Beijing melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela, penindasan terhadap perbedaan pendapat dan secara paksa merebut wilayah yang juga diklaim oleh tetangganya yang lebih kecil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: