Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Susun Strategi Program Sekolah Penggerak, Ini 5 Intervensi yang Akan Dilakukan Kemendikbudristek

Susun Strategi Program Sekolah Penggerak, Ini 5 Intervensi yang Akan Dilakukan Kemendikbudristek Kredit Foto: Imamatul Silfia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah menyusun strategi Program Sekolah Penggerak dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Praptono, menjelaskan hal tersebut dalam webinar pendidikan yang digelar oleh Warta Ekonomi, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga: Pandemi Bukan Penyebab Utama Krisis Pembelajaran, Kemendikbudristek: Ini Sudah Lama Terjadi

"Materi perubahan yang kami usung adalah dengan tidak lagi fokus pada aspek sarana prasarana, kurikulum, input siswa, dan sebagainya, tetapi fokus pada penguatan kapasitas SDM. Jadi, energi program ini benar-benar dipusatkan untuk meningkatkan aktor-aktor pendidikan kita agar menjadi SDM yang berkualitas," kata Praptono.

Dalam mewujudkan program tersebut, terdapat lima intervensi yang akan dilakukan oleh Kemendikbudristek dalam mengembangkan profil pelajar Pancasila. Pertama, pendampingan konsultatif dan asimetris. "Kita menguatkan peran pemerintah daerah karena memang pendidikan ini adalah urusan yang diotonomikan," jelas Praptono.

Kedua, penguatan SDM sekolah. Dalam hal ini, upaya yang akan dilakukan adalah pelatihan komite pembelajaran, Program Guru Penggerak, termasuk platform Merdeka Mengajar sehingga guru-guru dapat mengasah kemampuannya secara mandiri melalui platform yang disediakan oleh Kemendikbudristek. Dalam platform learning management system ini, Kemendikbudristek akan menyiapkan micro learning video pembelajaran serta wadah Guru Berbagi yang diperuntukkan bagi para guru.

Ketiga, pembelajaran dengan paradigma baru. Praptono menggarisbawahi, intervensi ini menjadi kata kunci dari program Merdeka Belajar, yaitu bagaimana guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

"Dengan memperhatikan kompetensi, kemampuan dasar, bahkan kemampuan dari anak-anak kita. Inilah yang kita bingkai pembelajaran dengan paradigma baru. Fokusnya tidak lagi bagaimana guru menuntaskan kurikulum, tetapi bagaimana anak-anak bisa belajar sesuai dengan bakat, kemampuan, dan kekhususan yang mereka miliki," papar Praptono.

Keempat, perencaan berbasis data. Dengan upaya intervensi ini diharapkan para tenaga pengajar di sekolah tidak lagi disibukkan dengan hal-hal yang sifatnya administratif, tetapi lebih memerankan diri sebagai pemimpin pembelajaran.

"Dengan begitu, implementasinya di sekolah-sekolah kita, para guru juga harus mulai terbiasa melakukan assesment diagnostic sebagai dasar untuk menyusun rencana pembelajaran, lalu dilaksanakan, dievaluasi, dan direfleksikan," tuturnya.

Kelima atau yang terakhir adalah digitalisasi sekolah. Terkait program intervensi ini, ia berharap BUMN dan mitra strategis lainnya dapat berkontribusi untuk memperkaya akses informasi yang lebih mudah bagi sekolah.

"Akan tetapi, yang penting bukan sekadar infrastrukturnya, tetapi konten-konten yang ada di dalamnya itu juga menjadi unsur penting yang tidak bisa kita abaikan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: