Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas, Ini yang Dilakukan India Usai Protes Larangan Berhijab

Awas, Ini yang Dilakukan India Usai Protes Larangan Berhijab Kredit Foto: Reuters/Anushree Fadnavis
Warta Ekonomi, New Delhi -

Negara bagian Karnataka di selatan India kembali membuka sejumlah sekolah pada Senin (14/2/2022). Setelah ditutup akibat unjuk rasa, pekan lalu, menentang larangan bagi murid perempuan untuk memakai hijab di sekolah.

Larangan tersebut dipandang komunitas minoritas di India sebagai bentuk peningkatan persekusi di bawah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang beraliran nasionalis Hindu. Di tengah masyarakat mayoritas India.

Baca Juga: Mendengar Respons Internasional atas Larangan Hijab untuk Perempuan India

Insiden pelarangan terjadi ketika partai Modi, Bharatiya Janata Party (BJP), bersiap untuk memenangi pemilihan di negara-negara bagian penting.

Polisi berjaga-jaga ketika para murid yang berseragam merah muda, belasan di antaranya memakai hijab, memasuki sebuah sekolah negeri khusus perempuan. Di tempat itu, insiden pelarangan pertama kali terjadi di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bengalore.

Pihak berwenang telah melarang kerumunan lebih dari lima orang dalam radius 200 meter dari sekolah, mulai SD hingga SMA, di daerah tersebut. Namun kampus-kampus masih ditutup.

Tindakan itu diambil setelah pengadilan negara bagian meminta para murid untuk tidak mengenakan pakaian keagamaan di dalam kelas sampai ada perintah lebih lanjut.

"Apakah memakai hijab di dalam kelas adalah bagian dari praktik keagamaan penting dalam Islam yang dijamin Konstitusi, memerlukan pemeriksaan lebih mendalam," kata pengadilan, pekan lalu.

Masalah tersebut menjadi sorotan menyusul aksi-aksi protes pekan lalu setelah sejumlah sekolah melarang masuk siswi berhijab karena dianggap melanggar perintah tentang seragam yang dikeluarkan pemerintah pada 5 Februari lalu.

Ayesha Imthiaz, seorang mahasiswi di Udupi, mengatakan melepas hijab sebelum masuk kelas itu memalukan.

"Saya merasa agama saya dipertanyakan dan dihina di tempat yang dianggap sebagai kuil pendidikan," katanya kepada Reuters akhir pekan lalu.

Pradeep Kurudekar S, pejabat Udupi, mengatakan, menunggu instruksi selanjutnya dari pengadilan atau pemerintah sebelum melanjutkan kegiatan belajar.

Isu hijab di India mengundang dukungan dari Pemerintah Amerika Serikat. Begitu juga dengan peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai mendukung perjuangan bagi perempuan Muslim di India.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: