Sederet Sanksi Ekonomi Mengerikan yang bakal Diterima Rusia Jika Nekat Invasi Ukraina
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengungkapkan beberapa rincian sanksi ekonomi mengerikan yang akan dihadapi Moskow jika menginvasi Ukraina.
Beberapa di antaranya adalah Rusia akan terputus dari pasar keuangan internasional dan ditolak akses ke barang ekspor utama.
Baca Juga: China Akhirnya Komentari Krisis di Eropa, Memihak Rusia, Siap Lawan NATO?
Para pemimpin Barat sampai sekarang menolak untuk menjelaskan rincian tanggapan yang telah mereka sepakati jika Rusia menyerbu.
Namun mereka menyebut akan mengesampingkan tanggapan militer dan menjanjikan sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala.
"Rusia pada prinsipnya akan terputus dari pasar keuangan internasional," kata Von der Leyen kepada televisi publik ARD pada Minggu malam.
Sanksi akan dikenakan pada semua barang Eropa buat yang sangat dibutuhkan Rusia untuk memodernisasi dan mendiversifikasi ekonominya.
Barang-barang tersebut dikatakan secara dominan diproduksi Eropa dan tidak memiliki pengganti.
Dia mengatakan sanksi tidak akan dikenakan sampai setelah invasi apapun, menolak seruan pada hari Sabtu oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk sanksi segera.
"Langkah ke sanksi sangat besar dan konsekuensial sehingga kami tahu kami harus selalu memberi Rusia kesempatan untuk kembali ke diplomasi dan meja perundingan," katanya.
Rusia, yang telah menempatkan sekitar 150 ribu tentara di sekitar perbatasan utara dan timur Ukraina.
Negeri beruang merah menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah diizinkan untuk bergabung dengan aliansi NATO, sesuatu yang Presiden Vladimir Putin katakan sangat penting untuk keamanan jangka panjang Rusia.
Tapi Von der Leyen, yang mengepalai 27 anggota eksekutif Uni Eropa, mengatakan ketergantungan Rusia pada ekspor bahan bakar fosil adalah kelemahannya.
"Bahan bakar fosil adalah dua pertiga dari ekspornya, dan setengah dari anggaran Rusia berasal dari itu," katanya.
Von der Leyen menambahkan bahwa Rusia perlu memodernisasi, dan tidak akan melakukannya jika sanksi lebih lanjut dinaikkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: