Pernyataan Volodymyr Zelensky Mungkin Bikin Vladimir Putin Panas, Semoga Ukraina Aman
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Senin (21/2/2022) bahwa ia tidak akan mengakui tanah negaranya meskipun ketegangan meningkat dengan Rusia di tengah kemungkinan invasi.
"Kami berkomitmen pada jalan damai dan diplomatik, kami akan mengikutinya dan hanya itu," kata Zelensky, menurut Reuters.
Baca Juga: Memanas! Duta Besar Rusia buat PBB Bela Putin, Tuduh Ukraina Memulai Perang
"Tapi kami berada di tanah kami sendiri, kami tidak takut pada apa pun dan siapa pun, kami tidak berutang apa pun kepada siapa pun, dan kami tidak akan memberikan apa pun kepada siapa pun," tegasnya.
Presiden juga menuduh Moskow melanggar wilayah kedaulatan Ukraina dan menyerukan pertemuan darurat para pemimpin dari Ukraina, Rusia, Jerman dan Prancis serta dukungan dari sekutu Ukraina, Reuters melaporkan.
"Kami mengharapkan langkah-langkah dukungan yang jelas dan efektif dari mitra kami," kata presiden.
"Sangat penting untuk melihat siapa teman dan mitra sejati kita, dan siapa yang akan terus menakuti Federasi Rusia dengan kata-kata," ungkap dia menambahkan.
Pernyataan Zelensky muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin mengakui dua wilayah separatis di Ukraina, yang dikenal sebagai Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, sebagai wilayah independen, menandakan penolakan upaya diplomatik untuk menghentikan potensi invasi lebih lanjut ke negara itu.
Putin juga mengatakan bahwa dia akan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke wilayah-wilayah itu juga, sebuah langkah yang oleh Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield disebut sebagai "omong kosong" selama pertemuan darurat pada Senin malam.
"Dia telah mengumumkan bahwa dia akan menempatkan pasukan Rusia di wilayah ini. Dia menyebut mereka penjaga perdamaian," kata Thomas-Greenfield tentang Putin pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
"Ini omong kosong. Kami tahu siapa mereka sebenarnya," ujar Thomas.
Moskow telah mengumpulkan sebanyak 190.000 tentara di dekat Ukraina ketika para pejabat AS terus memperingatkan bahwa Kyiv terus berada di ambang kemungkinan invasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto